Aku
pun terbangun dari tidurku dan aku tersadar bahwah semalaman kau berada diluar
kamar aku terbangun saat ayam jago berkokok saat matahari mulai beranjak dari
peraduanya
Aku
buru-buru masuk kekamar dan menutup pintu yang menunuju arah balkon dan aku
buru-buru berpura-pura tidur agar narisa dan raina tidak tahu bawah aku
semalaman tidak tidur
“onee-chan?”
seru narisa saat aku masuk kedalam selimut
Astaga
aku sepertinya ketahuan..
“ne?”
Lalu
narisa bangun dari tempat dan langsung duduk di sebelahku yang sedang merbahkan
diri di kasur
“kamu
pasti nggak tidur semalaman onee-chan” tanya
“ha?
Apa? Aku tidur kok” jawabku bohong
“nggak
kamu pasti nggak tidur dari kantung matamu dan matamu yang bengkak pasti kamu
nggak tidur onee-chan”
Astaga narisa kamu semacam peramal
saja batinku
“udah
sana kamu tidur lagi masih jam 5 pagi udara dingin” aku masuk kedalam selimutku
--
Tiba-tiba
suara ponselku berdering dan itu membuatku terbangun
“halo”
jawabku setengah sadar
“ayumi?”
sapa dari seberang
“ha?
Iya?” mataku langsung terbelanga
“halo
ini aku iyarin” sahutnya
Mataku
langsung terbelanga “iyarin? Ada apa kamu telfon aku?”
“yumi...
m....m....” kata iyarin “aku bingung mau bicara sama kamu sumpah kamu lagi di
jakarta kan? Bukan....”
“aku
lagi di lembang” potongku “ada apa?”
“kamu
gak sekolah apa? Ngapain kamu di lembang kamu......”
“nenekku
kemarin meninggal” jawabku dengan suara parau “jadi mau nggak mau aku harus ke
lembang”
“oh
tuhan maaf yumi aku nggak tahu.” Iyarin tampak ibah “aku turut berduka ya yumi
maaf banget nggak tau kenapa kamu nggak ngabarin aku?”
“maksih
ya rin, nggak aku nggak mau ngasih tau siapa-siapa”
“aku
kan sahabat kamu yumi jadi....”
“gomennasai....”
kataku
Lalu
kami berdua sama-sama terdiam
“iyarin
kamu kenapa menelfonku? Sepertinya penting” kataku memecahkan kesunyian
“oh
nggak kok yumi cuman mau tanya kabarmu aja” kata iyarin “udah ya aku mau masuk
kekelas udah bel masuk ni dadah”
Dan
iyarin memutuskan telfonya
Ada
perasaan janggal didiriku buat apa iyarin pagi-pagi bengin menelfonku? Kalaupun
ia mau menanyakan kabar denganku biasanya dia hanya mengirim pesan singkat apa
ada sesuatu yang ia sembunyikan?
--
Hari
jumat pun aku kembali masuk kesekolah seperti bisa dan kembali ke jakarta semua
tak berubah walau nyaris semenjak nenek meninggal setiap malam aku selalu
menangis dan menangis rasanya air mataku masih tak bisa berhenti untuk menangis
Pagi
ini ayahku mengatarkan aku ke sekolah ini semacam tak bias buat ku karena
nyaris 3 bulan ini paman joe lah yang mengatarku kesekolah
Selama
di perjalan aku banyak terdiam tak banyak bicara dengan ayah ini terlalu asing
untukku semenjak ayah memutuskan pindah ke jepang bersama ibuku demi keluarga
ibuku aku merasa ayah seperti orang asing untukku
“ayumi..”
seru ayah memecahkan keheningan
“iya?”
“kok
kamu diam aja si? Biasanya dulu kamu kalo ayah antar kesekolah kamu bawel
banget cerita sama ayah bercanda lah ini kok diam aja” tanya ayah
Aku
menggeleng “nggak papa aku males banget mau ngpamanong yah”
“pasti
kamu masih kepikirian nenek?” jawab ayah spontan
“bisa
dibilang seperti itu”
“ayumi...”
ayah menghela nafas “ayah tahu ini sangat berat ayah sendiri juga benar-benar
masih sulit mengikhalskan kepergian nenekmu apalagi dia adalah orang tua ayah
satu-satunya tapi mau bagaimana lagi ini takdir tuhan sayang”
Aku
hanya bisa terdiam mendengar perkataan ayah.
Memang
ini takdir tapi kenapa harus secepat ini tuhan
“ayah,
aku tahu ini takdir tapi rasanya untuk mengikhlaskan kepergian nenek itu tak
mudah ayah tak muda membalikkan telapak tangan” kataku
--
Aku
sampai kesekolah sedikit terlambat dari biasanya sekolah pun mulai ramai bahkan
kafetaria sekolah yang biasanya sepi pagi ini cukup ramai
Aku
berjalan di lorong sekolah dengan lesu dan tak bersemangat di dalam pikiranku
seperti ada yang mengajal aku tak tahu saat ini aku seperti tesesat di dalam
pikiranku sendiri
“pagi
yumi” sapa seseorang dan membuarkan lamunanku
Aku
mendongak seperti orang idiot fara berdiri di belakangku dan ia tersenyum
seperti biasanya ia tersenyun setiap bertemu denganku rambut pendek ikalnya berterbangan
saat angin pagi berhembus
“ha...i
pagi” kataku
“tumben
kamu nggak semangat” kata fara
“ha?
Masa si? Kayanya biasa aja ra” aku berpura-pura tersenyum “apa kabar kamu?”
“baik
kok yumi, kok dari hari senin aku baru liat kamu sekarang kamu kemana mi
beberapa hari ini?” tanya fara
“oh
aku pergi ada urusan.... urusan keluarga” jawabku
“oh
iya yumi maaf aku baru tahu dari falco katanya nenekmu meninggal?” potong fara “Aku
turut berduka ya yumi maaf aku nggak bisa telfon kamu kemarin poselmu tidak
aktif aku jadi bingung mau menghubungimu”
Memang
ponselku semenjak aku bertengkar dengan falco sengaja aku non aktifkan
“oh
iya aku lagi nggak mau diganggu” kataku
Tiba-tiba
falco lewat di hadapanku sambil mengendong tasnya ia langsung membuang muka
denganku
--
Aku
pun sampai depan pintu kelas dan fara pun berpisah denganku ia langsung naik
kekelasnya yang berada di lantai 2
Saat
aku masuk kekelas semua orang yang berada di kelas nampak menatapku dengan
tatapan tajam
Aku
melihat paris duduk sendiri di mejanya sambil memengang ponselnya dia sangat
asik dengan ponselnya sendiri hingga ia tak menyadari aku datang
“pagi
paris” sapaku berusah nampak ramah seperti biasanya
“eh
pagi yumi” kata paris
Aku
pun menaruh tasku dan duduk di sampingnya
“ada
tugas nggak kemarin?” tanyaku
“aduh
mi jangan ngomongin tugas sama aku deh aku nggak tau tanya aja sm falco” kata
paris sambil asik memainkan ponselnya
“lah
kok...”
“kan
dia ketua kelas yumi pasti dia tahu lah apa saja tugas yang ada” jawab paris
dingin tak bersahabat seperti biasanya
Astaga paris andai kamu tahu
kejadiannya batinku
“oh
baik lah”
--
Jam
pertama berjalan sangat lambat buatku rasanya aku ingin cepat-cepat pulang
kerumah aku sangat kesal dengan sikap falco hari ini kenapa ia semacam menjauh
dariku?
Pikiranku
semacam bercabang hari ini kenapa semua terasa aneh semuanya semenjak nenek
pergi meninggalkan aku kenapa semua orang semacam menjauh dariku? Apa salahku?
Falco paris semuanya sahabat-sahabatku kenapa mereka semacam menjauh dariku?
“ayumi!”
seru bu melly
“ha?
Saya? Ada apa bu?” tanyaku
“bisakah
anda fokus? Kalo anda merasa tidak bisa fokus lebih baik anda keluar!” bentak
bu melly
“maaf
ibu saya minta maaf” aku berusah meminta maaf
“saya
paling tidak suka saat jam saya ada yang tidak memperhatikan saya dan asik
begong sendiri saya ini kalian anggap apa? Patung !” bentak bu melly
Aku
hanya bisa merunduk ketakut semua orang menatapku tajam seperti seolah-olah aku
adalah penjahat ulum. Aku rasanya makin ingin menangis
“saya
minta maaf bu” kataku ketakutan “maaf saya ada sedikit pikiran”
“maaf
bu boleh kah saya bicara” potong falco
“kamu
mau bicara apa falco? Kamu mau membela dia? Dia sudah tidak sopan dengan saya”
bentak bu melly
“ibu,
nenek ayumi baru meninggal hari senin” kata falco “ibu bisa mengerti? Dia
sedang berduka?”
Bu
melly nampak terdiam mendengar perkataan falco
“kalau
sendainya ibu tak bisa mengerti berati ibu adalah orang yang jahat karena ibu
tak bisa memahami seseorang yang sedang sedih dan berduka” jawab falco
Lalu
tiba-tiba bel perganti pelajaran berbunyi dan bu melly langsung keluar dari
kelas semua murid di kelasku nampak senang karena bu melly sudah keluar
Aku
pun langsung mendatangi tempat duduk falco
“falco”
seruku
“apa?”
jawabnya ketus
“kamu
kenapa si? Kok kamu semacam marah sama aku” tanyaku
“siapa
yang marah” jawab falco ketus
“tuh
kan kamu marah sama aku” kataku “ kamu kenapa si?”
“aku
nggak papa kamu kepo banget si sama aku!”
“emang
nggak boleh?” tanyaku ketus
“buat
apa kamu kepo sama aku? Aku siapa kamu? Katanya kamu kuat nggak butuh dilindungi”
sindir falco
Rasanya
emosiku mulai berkobar
“kamu
kan kuat kamu nggak butuh aku buat apa aku di butuhin? Buat apa aku melindungi
kamu? Lebih baik aku melindungi fani bukan?” sindir falco lagi
Tanganku
hanya bisa ku kepalkan sekuat tenaga rasanya buku-buku tanganku ingin remuk aku
sangat kesal emosiku sangat tak tertahankan
“YAUDAH
SANA KAMU SAMA FANI DON’T TALK WITH ME AGAIN DON’T SAY MAY NAME AGAIN I’M SORRY
THIS OVER” bentaku dan membuat satu kelas menatapku tajam
“BAIK,
ITU KAN YANG KAMU MAU AYUMI NAMIRA WATANABE?” jawab falco tak kala sengit “I
CAN NEVER TALK WITH YOU!”
“hei
kalian kenapa?” tanya alex
Aku
hanya diam sambil mengigit bibirku tangan sambil terus mengepal
Lalu
fani mary dan paris datang menghampiri kami berdua aku tak berani menatap wajah
falco aku tahu pasti dia sangat marah dengan perkataanku tempo hari
“kalian
apa-apa si!” teriak fani
“aku
nggak papa” kata falco sambil bangkit dari tempat duduknya “eh udah mau bell
istirahat ini ayo kita kekanti sayang”
Tangan
falco berusah menarik tangan fani tapi fani semacam menolak
“bel?
Masih 10 menit lagi” kata paris
“kalian
kenapa si? Yumi masuk-masuk udah aneh” tanya mary
“nggak
papa” kataku “aku nggak papa” air mataku terasa ingin kembali terjatuh dan aku
ingin menangis lagi
“misi
aku ketoilet sebentar” kataku sambil berlari keluar kelas
“ayumi
ayumi tunggu” seru fani
--
Aku
pun berlari kearah toilet sambil menahan air mataku rasanya belum cukup aku
kehilang nenekku sekarang aku harus kehilangan sahabatku falco aku idiot kenapa
aku bisa berkata seperti itu? Kenapa aku bodoh seharusnya aku tak mengatakan
aku tak membutukan dia
Oh
tuhan aku seperti orang idiot idiot dan sangat idiot
Aku
berlari ketoilet sampai di toilet aku mengunci pintu toilet dan tangisanku
pecah seketika tagisan ku pecah aku menangis meluapkan kesediahanku amarahku
dan rasa kehilanganku ketika aku harus merasakan kehilang orang yang aku cintai
Kenapa
harus aku yang menanggung semuanya? Aku lelah menangis lelah ingin sekali
berhenti menangis walau sejenak
“yumi...
yumi buka pintunya” suara seseorang sambil mengedor pintu toilet
Aku
tak menyaut aku terus menangis
“AYUMI
BUKA PINTUNYA!” teriak seseorang
Dan
aku tetap tak menyahut aku menahan pintu keras-keras usahku gagal pintu toilet
pun terdobrak oleh ka frans dan beberapa anak kelas 9
“ayumi
kamu kenapa?” tanya fani sambil memeluku
Aku
tak menjawab aku terus menangis
“ayumi
kamu kenapa? Kenapa kamu mengurung dirimu di toilet?” tanya ka frans
“nggak
papa” jawabku sambil terisak
“kamu
kenapa tadi kok kamu bertengakar sama falco? Tumben banget” tanya fani
“nggak
papa udah aku nggak papa” aku pergi meninggalkan mereka dan berlari ke arah
kelas
“ayumi
tunggu” teriak ka fans sambil berlari
Aku
pun terus mempercepat langkahku
“ayumi
stop”seru ka frans menarik tanganku
“apa
lagi ka?”
“ayumi
kamu kenapa?” tanya ka frans “kamu ada masalah? Aku sejak hari senin tak pernah
melihatmu disekolah? Coba kamu cerita sama aku”
Aku
menggeleng “aku nggak papa kok ka”
Ka
frans spontan memeluk di depan umum rasanya aku sangat malu
“apa
si ka peluk-peluk” aku berusah melepaskan pelukanya
“aku
nggak akan lepasin kamu!” kata ka frans
“KAKAK
APA-APA SI!” bentaku “kalo ada liat gimana? Kalo pacar kakak liat gimana jangan
kaya gini please!”
“apa
salah aku peluk kamu sebagai teman? Aku cuman mau membantu kamu aku cuman ingin
melindungimu!”
“tapi
ka nggak kaya gini caranya” kataku
Ka
frans pun langsung melepaskan pelukanya
“ya
aku salah” katanya
“kakak.....”
“ayumi,
kamu ada waktu nanti pulang sekolah?” tanya ka frans
Aku
mengangguk “aku nggak ada sibuk apa-apa kenapa ka?”
“nanti
kita pergi ya ke tempat makan favorite aku oke” kata ka frans
“houtoni?”
“udah
ya aku mau masuk anggap yang tadi itu nggak ada” ka frans pergi meninggakanku
--
Jam
bel pulang pun berbunyi tanda pelajar bahasa indonesia bu aliee pun berakhir
paris dan aku buru-buru membereskan buku kami dan memasukannya kedalam tas
“ayumi”
seru paris
“iya?”
“tadi
kamu kenapa si? Aneh banget” tanyanya spontan
“aku
aneh gimana si ris semua orang dari tadi bilang aku aneh” dumalku
“emang
kamu aneh yumi this not like you yumi” kata paris “what happend with you darl?
Can you tell me?’
Aku
menggeleng “aku nggak papa ris sumpah i’m fine healty and normal person”
Paris
mendesah “ah yumi, aku baru sekali liat kamu bisa bertengkar sama falco”
Paris stop bicara tetang falco aku
muak rasanya aku ingin meremukan wajahnya saat ini aku benci dia! Batinku
“ah
kita nggak papa” jawabku bohong
“yakin?
Aku baru lihat kamu bisa buat falco semarah itu dan kamu... kamu juga kenapa
tadi lari begitu aja” paris mengendus curiga denganku
“ish
nggak papa” kataku “udah ya aku mau pulang aku mau pergi ada janji”
Aku
pun mengambil tas raselku dan buru-buru keluar dari kelas aku tak mau fani mary
alex atau isabell mendongku dengan pertanyaan ‘ada apa aku dengan falco?’
‘kenapa kamu tadi kabur tiba-tiba?’ ‘kenapa kamu menangis dan mengurung diri di
toilet’ andai kalian tahun masalah yang ada di hadapanku saat ini sangat banyak
Dari
semenjak kepergian nenek hidupku terasa hampa kosong dan tak bersemangat bahkan
semangat hidupku seperti berakhir aku benar-benar tak ingin hidup lagi aku
benar-benar rasanya menyusul nenek di surga tapi aku teringat janjiku dengannya
aku harus bisa menari lagi sedangkan buatku dunia menari adalah hal paling gila
dan idiot aku benar-benar membencinya
--
Ketika
aku sampai di depan gerbang sekolah aku melihat ka frans berdiri di samaping
pintu gerbang sambil mengendong tas ranselnya dan ia sibuk memainkan ponselnya
rasanya aku ingin kabur di hadapanya supai aku tak bisa pergi denganya
“yumi!”
serunya
“he-eh
kakak” jawabku cengegesan “mm... belum pulang ka?”
“ih
aku nungguin kamu juga “ ia mengacak-acak rambutku “bocah kok lama si? Dari
mana?”
Aku
mengigit bibirku “ mm.... mm... oh iya tadi aku harus ngumpulin tugas mr jason
biasa ka aduh banyak banget”
“oh
kirain kemana”
“he-eh”
Ka
frans menarik tanganku “ayo kita pergi sekarang”
“eh?
Sekarang ka?” tanyaku bingung
“iya
sekarang masa besok si” gerut ka frans
“mm....
kenapa harus sekarang si ka? Aku belum izin sama ayahku” kataku
“emang
kenapa?” tanya ka frans
“ya
masa aku harus bohong sama ayahku si? Nggak enak ka apalagi aku jarang ketemu
sama ayahku” jawabku
“lah?
Emang kamu tinggal sama siapa? Bukan tinggal sama orang tua kamu?” tanya ka
frans bingung
“ayah
ibuku tinggal di jepang ka” aku menghela nafas “kemukinan mereka pulang dalam
satu bulan itu tipis”
“terus
kamu di jakarta sama siapa?”
“tanteku...
aku tinggal sama keluarga tanteku” jawabku
“oh
astaga yumi aku nggak tau sorry” ka frans meminta maaf denganku
“iya
nggak papa”
Lalu
kami sama-sama terdiam
“yaudah
deh aku antara kamu pulang aja ya” kata ka frans tiba-tiba
Aku
nyaris tersedak apa? Ka frans mau mengantar aku pulang?
“aduh
nggak usah ka ngerepotin ah” aku berusah menolak
“kalo
kamu nggak mau aku ngambek ni” ancam ka frans
“mm....”
aku menggigit bibirku “gimana ya ka”
“ayolah
mi, just first time now boleh ya yumi please” bujuk ka frans sambil tersenyum
Seketika
jantungku terasa berdetak lebih kencang lutut terasa lunglai seketika
“yumi”
seru ka frans membuarkan lamunaku
“ha?
Yaudah boleh boleh kok boleh” jawabku
“aaa
ayumi sip sip ayo kita pulang naik apa ni? Taksi? Apa bajaj? Atau bis?” tanya
ka frans
“apa
aja deh”
“sip
kita naik taksi ya hahaha” ka frans pun menarik tanganku
--
Kami
berdua pun pulang dengan menggunakana taksi aku lebih memilih duduk didepan dengan
supir ketimbang aku harus duduk bersama ka frans
Sebetulnya
aku tak ingin berhubungan dengan kakak-kakak seniorku mengingat kejadian waktu
itu semacam ada rasa trauma didiriku apalagi aku sangat takut berurusan dengan
ka lala dan teman-temannya oh tuhan jagan tambah masalah hidupku lagi aku cukup
merasa menderita semenjak kehilang nenek
Selama
perjalan pulang menujuh ke rumah aku lebih banyak berdiam diri tak mau
berbicara dengan ka frans karena aku takut membuat masalah lagi
Ketika
aku sampai di depan pintu kpamanples rumah aku pun memaksa untuk turun tapi aku
selalu di tahan oleh ka frans
“aku
sampai sini aja” kataku ketika taksi berada di dekat taman dekat rumah
Supir
taksi pun langsung menghentikan mobilnya akunpun langsung membuka pintu dan
lari seketika dari hadapan ka frans
“ayumi
tunggu” seru ka frans
Aku
tak menghiraukan ka frans aku langsung masuk ke dalam rumah
“ayumi”
kaki ka frans menahan pintu gerbang rumah
“apa
lagi si ka? Katanya cuman mau nganterin? Ini udah sampai rumah” kataku ketus
“ayumi
kamu kok gitu si sama aku? Masa aku nggak di tawain masuk atau apa gitu”
“lah?
Emang bener kan” kataku
“ayumi
itu kamu sayang?” tanya seseorang dari dalam rumah
“iya
ini aku yah” jawabku “aduh ka tuh kan ayahku manggil aku udah ya ka dadah”
“ayumi”
“iya?”
jawabku
“besok...
besok kamu ada waktu nggak?” tanya ka frans
“ha?
Mm.. i don’t know” aku mengakat bahuku “aku bingung besok gimana ada acara apa
nggak emang kenapa?”
“mm...
besok kamu mau nggak temenin aku? Ada launcing produk baru gitu aku di undang
aku males pergi sendirian”
“ha?
Terus?” aku berusah tetap terlihat tenang
“aku
mau kamu temenin aku mi he-eh” jawab ka frans
Astaga kenapa harus aku? Aku tak mau
berurusan dengan anak-anak kelas 9 lagi
batinku
“mm...
mmm... gimana ya ka” aku menimang-nimang “kalo aku ajak adikku atau kakakku
boleh nggak?”
Ka
frans menelan ludah “kakak sama adikmu? Emang kamu punya kakak sama adik?”
Aku
mengangguk “punya kok... tapi...”
“apa?”
“mereka
cuman sepupu si he-eh” kataku
“oh
yaudah terserah kamu si mi” jawab ka frans
“ah
setuju ya ka” aku menyodorkan tanganku “deal
“deal
ya mi” jawab ka frans sambil berjabat tangan denganku
“oke
sip aku masuk ya ka sampai besok kalo ada apa-apa sms aku aja ya yaya” kataku
sambil berlari masuk ke rumah
--
Malam
hari seperti biasa saat paman joe dan tante vic pulang kami semua makan malam
bersama. Suasana makan malam tak pernah berubah sekali pun saat ayah sedang
berada disini bersamaku saat ini kami semua tetap berdiam diri tak pernah
menyapa atau sekedar mengobrol ini lah kebiasaa buruk keluarga ini
Setelah
makan malam aku masuk kedalam kamar bersama narisa
Aku
langsung naik ketempat tidurku rasanya aku ingin langsung tidur tapi sekarang
masih jam 7 malam masih terlalu sore bukan untuk berangkat tidur?
“onee-chan”
seru narisa
“apa
sayanag”
“tadi
onee-chan gimana disekolah?” tanya narisa “menyenakan?”
Aku
pun turun dari tempat tidurku “sangat aneh dan random”
Narisa
mengangguk “oh... kita sama ya onee-chan”
Aku
mengerutkan kening “kamu juga? Kenapa? Kamu ada masalah dengan temanmu? Gurumu
atau apa sayang?”
“entahlah
sekolah terasa asing” jawab narisa “semenjak kepergian nenek hidupku terasa ada
yang kurang dihidupku”
Ternyata
bukan hanya aku yang merasakan semacam ada yang hilang sejak kepergian nenek
tapi narisa mukin semua keluargaku mukin juga merasakan seperti itu
“sudah
lah narisa jangan terus menyesali kepergian nenek” aku memeluk narisa “nenek
sudah tenang disurga”
“iya
onee-chan aku tahu”
“narisa”
seruku
“apa
ka?”
“mmm.....”
aku melepaskan pelukanku “besok kamu mau ikut pergi sama aku nggak?”
“ha?
Kemana?” tanya narisa kaget
“jalan-jalan
lah mau nggak? Temenku ngajakin jalan ni kamu mau ikut nggak? Katanya dia si
aku boleh ngajak temen aku maunya ngajak kamu sm ka raina tapi Aku belum bilang
si sama ka raina mm..”
“ya
bilang lah onee-chan duh” gerutu narisa
“aku
sms aja deh”
--
To: raina onee-chan (08xxxxxxxx)
Onee-chan~ kekamar ya yumi mau ngomong sesuatu
sm onee-chan
5
menit kemudian raina membalas smsku
From: raina 0nee-chan (08xxxxxxxx)
Oke sip yumi
kamu
belum tidur mi? Narisa udah tidur ya?
Mau ngomong apa si? Penting ya?
aku langsung membalas
to: raina onee-chan (08xxxxxxxxx)
belum kok onee-chan~ aku sama narisa belum
tidur kok
gimana ya mm... penting nggak ya lumanyan si
yaudah cepetan onee-chan kesini :3
--
Raina
pun mengetuk pintu kamarku
“yumi?”
serunya
“masuk
onee-chan” teriakku
Raina
pun langsung masuk ke kamarku dan langsung duduk didekatku dan narisa
“ada
apa si?” tanya raina
“kakak
mm...” narisa mengigit bibir
“ish
kalian berdua kenapa si? Tadi yumi sms aku sekarang kamu lagi bocah aduh kalian
bocah aneh” gerutu raina
“besok
mau jalan nggak?” tanyaku spontan
Alis
raina terangakat “jalan? Jalan kemana? Yumi kenapa mendadak si”
Aku
meruduk “gomen ne aku juga nggak mau si dadakan kaya gini tapi temenku aja baru
ngasih tahu tadi siang”
“ha?
Temen onne-chan? Siapa? Ka falcao” narisa nampak shock
Aku
menggeleng “bukan bukan falco ada seniorku ngajakin semacam ada launcing produk
gitu nah ada hiburan gitu si ka hmm...”
“aih
dimana? Aku boleh ikut kah?”
“aduh!
Onee-chan kalo nggak boleh kenapa aku ngomong sama kamu astaga” gerutuku
“he-eh”
“eh
tapi kita belum ngomong sama ibu ka?” tanya narisa
“aih
masalah izin si gampang lah itu” jawab raina “yumi acaranya dimana? Jam berapa?
“di
daerah thamrin ka pagi si jam-jam 11”
--
Setelah
kami bertiga berbicara tentang ‘rencana esok hari’ aku pun kembali naik tempat
tidurku dan mencoba tidur tetapi mataku sangat sulit ku pejamkan
Pikiranku
saat ini semacam kacau aku bingung sangat bingung dengan apa yang terjadi hari
ini kenapa... kenapa semua terasa aneh
Ada
apa dengan sikap falco? Aku makin tambah bingung kenapa ia semacam menjaga
jarak denganku? Apa.... apa.... karena perkataanku tempo hari? Oh tuhan kenapa
aku jahat sekali kenapa aku bisa berbicara seperti itu? Falco kan baik denganku
lagi pula dia juga sopan dengan ayah
Tapi
kenapa aku bisa berbicara seperti itu? Aku seperti orang yang tak mempunyai
hati bukan?
Tapi
aku lebih jahat lagi dengan eriko. Eriko sangat ingin bersamaku dia telah
berusah mengungkapan semuanya tapi aku... aku malah mengabaikan dia bersikap
dingin dan kaku tak bisa membalas semuanya cintanya padahal dulu aku pernah
bersumpah aku sangat ingin bersamaanya dan aku menghalalkan segala cara tapi
kenapa sekarang aku berbalik arah?
Dan
sekarang.... seorang ka frans dengan senyumannya yang bisa membuatku lunglai
tak berdaya datang dengan sejuta kasih sayang dan perhatian kepadaku dia selalu
melindungiku di selalu menjadi pahlawanku disaat aku membutuhkan pertolongan
Oh
tuhan... kenapa semuanya terasa makin berat kenapa harus ada 3 orang laki-laki
dihadapanku? Kenapa semuanya harus terjadi? Usiaku masih muda aku masih
tigabelas tahun tapi kenapa aku harus merasakan berjuta masalah? Aku harus
kehilang nenekku orang yang paling ku cintai, aku harus berusah hidup mandiri
tampa ayah dan ibuku, aku harus masuk sekolah yang tidak ku harapkan?
Kenapa
semuanya harus aku rasakan saat ini? Apa salahku? Apa dosaku? Aku ingin hidup
seperti remaja pada umunya bukan seperti ini aku lelah lelah merasakan kehilang
bertubi-tubi
--
Ringtone
ponselku membangukan ku dari tidur oh ini menyebalan bisakah aku berisitirahat
sejenak?
Ketika
aku melihat ponselku jam ponselku menunjukan waktu jam setengah 10 dan ka frans
pun menelfonku
“halo?”
sapaku
“yumi
jadi nggak?” tanya ka frans
“kemana?”
“ish
dasar bocah katanya kamu mau nemenin aku pergi ajak kakak sama adik kamu sana
cepetan” gerutu ka frans
Astaga aku lupa hari ini aku ada janji
dengan ka frans aduh aduh batinku
“oh
iya? Oh aku lupa masa ka he-eh”
“astaga
ayumi dasar anak sd” gerutu ka frans
“cepetan ya jam setengah sebelas aku kerumah kamu oke mandi sana”
“iya
iya maaf ka maaf” aku berusah meminta maaf dengan ka frans
“yaudah
sana bocah SD yang nyasar mandi papay” ka frans langsung memantika telfonnya
--
Aku
mandi dengan terburu-buru narisa sudah bangun lebih awal dariku bahkan mukin
aku adaah orang yang paling terlambat bangun di rumah ini
“onee-chan!”
seru narisa dari luar kamar
“ne?”
Narisa
pun masuk kedalam kamarku sambil membawa segelas susu aku yakin itu untukku
tapi...
“onee-chan
?! kenapa baru bangun? Katanya mau pergi aduh gimana si” gerutu narisa
“gpamanen
ne aku semalam nggak bisa tidur narisa sumpah deh aku tadi baru tidur jam 4
pagi” aku berusaha membela diri
“houtoni?”
narisa tampak kaget “Onee-chan kenapa tidur sepagi itu?”
“gomen, gomenasai aku beneran nggak tahu kenapa aku seperti itu aku bingungu” jawabku
Narisa
menengakak susu yang ada di tangannya
“onee-chan
jangan seperti ini dong masa tidur pagi kaya gitu”
Aku
mengangguk lemah “ne, aku juga nggak mau jam tidurku berantakan seperti ini”
Sejenak
kami terdiam satu sama lain
“onee-chan”
seru narisa
“iya?”
“aku
udah dapet izin dong dari ibu kata ibu aku boleh pergi tapi....”
“tapi
apa?” potongku
“tapi
yumi onee-chan sama rania onee-chan jagain aku bener-bener nggak boleh
ninggalin narisa sendirian”
Oh hanya itu kah? Serius adh tante vic
sungguh deh tanpa harus berbicara seperti itu juga aku akan menjaga narisa batinku
“ah!,
oke aku janji kok bakalan jagain narisa terus” aku tersenyum “narisa kan
adikku”
Narisa
spontan memelukku
“arigatou
onee-chan” katanya “mumumu... onee-chan memang kakakku yang paling baik”
“aduh
kamu bisa aja” aku mencubit pipi narisa “udah sana kamu mandi nanti kita pergi
ya oke gimana?”
“aku?
Aku udah mandi tau” gerutu narisa
“ah
masa si? Belum aja bilang udah” ledeku
“onee-chan!
Jangan meledeku please” narisa mulai marah
“aku
bercanda kok” aku berusah membela diri “yaudah ya aku mau mandi dulu”
--
Jam
diding di kamarku menujukan pukul sebelas kurang 20 menit astaga aku rasa aku
akan terlambat
Aku
buru-buru merapikan diriku aku mengenakan pakaian seadanya yang aku temukan
kaus oblong biru dan celana jeans panjang menjadi pilihanku aku yakin kalau
seandainya ada ibu disini aku habis di marahi karena aku tidak menggunakan baju
lakyaknya anak perempuan
Aku
pun terburu-buru keluar dari kamar pergi mencari taksi sebetulnya ayah ingin
mengantarku narisa dan raina tapi aku tidak ingin menyusahkan ayah lebih baik
aku pergi sendiri apa lagi ayah tidak mengenal ka frans aku harap ayah tak tahu
Aku
terpaksa berbohong dengan ayah aku mengatakan aku pergi bersa falco dan fani
karena dua orang itu ayah kenal sebagai sahabatku syukurlah aku berhasil
membohongi ayah
Ah
aku jahat sekalih dengan orang tuaku bukan? Oh tuhan ampunin hambamu ini ku
harap aku tak akan melakukan ini lagi
Setelah
sekian lama kami bertiga berkeliling kpamanpleks rumah untuk mencari taksi
akhirnya kami dapat menemukan taksi
Selama
perjalan menuju tempat yang aku janjikan dengan ka frans ponselku tak berhenti
berdering ka frans selalu menelfonku oh tuhan ini gila aku lelah rasanya
inginku banting ponselku sekarang juga
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar