7 july
Suara
itu... kembali mengiang di telingaku lagi.Sangat menyeramkan, aku benar-benar
merasa ketakutan
Aku
benar-benar tak bisa melupakannya
Dan
saat ini aku benar-benar sendirian tanpa ayah tanpa ibu...
Aku
takut aku benar-benar tidak bisa melupakan kejadian malam itu. Malam itu
benar-benar menakutkan...
Ya
tuhan kepalaku sakit kembali tolong aku aku benar-benar tidak bisa melupakan
semuanya
Ayah,
ibu bagaimana kabar kalian di surga? Aku harap kalian baik-baik saja ya...
Ibu,
aku merindukanmu merindukan peluk hangatmu tapi saat ini aku tidak bisa
merasakannya kembali. Ayah, aku benar-benar merindukan suara tawamu itu kau
selalu membuatku tersenyum setiap aku mendengar suara tertawamu.
Sekarang
aku sendirian tanpa kalian aku benar-benar tidak sanggup di tambah lagi semua
orang menginginkan hak asuhku bibi evelyen dan om mario benar-benar saling
berebut untuk mengasuhku.
Belum
lagi ditambah aku harus kehilangan pria yang begitu aku cintai. Aku rasa aku
benar – benar tak sanggup lagi untuh hidup.
Ayah,
ibu aku harus bagaimana? Apa aku harus memilih tinggal dengan bibi evelyen di
rumah yang penuh kenangan ini atau aku pergi meninggalkan kota ini dan tinggal
dengan om mario di bandung?
Aku
benar-benar ingin menangis meraung-raung saat ini tapi... air mataku benar
benar sudah habis rasanya aku tak sanggup lagi rasanya.
Yuna membanting pulpen yang ia pegang
ke atas meja.
Mungkin air matanya sudah tak
terhitung lagi jumlahnya setelah kecelakaan tragis yang membuatnya kehilangan
orang tuanya.Yuna benar-benar tidak bisa berhenti menangis setiap malam.
Di tambah lagi pria yang ia cintai
pergi meninggalkannya membuat ia makin merasa sakit.
Kenapa semuanya jahat? ayah ,ibu dan
sekarang Falco pria paling kucintai harus pergi.aku benar-benar
tak sanggup lagi seperti ini kenapa semua orang yang aku cintai harus pergi
meninggalkanku?. Batin Yuna
--
Lebih baik aku kabur dari rumah neraka ini
kenapa semuanya begitu menyebalkan? Bisakah dirumah ini memiliki sebuah
ketenangan? Ya tuhanku. Revan
memandang langit-langit kamarnya sambil termenung masalah antara orang tunya
benar-benar membuatnya kesal.
Setiap malam ayah dan ibunya selalu
bertengkar. bahkan adik perempuanyan yang berumur sekitar sepuluh tahun
menangis ketakutan mendengar suara keributan antara orang tuanya.
“Kakak...” Seru Selena adiknya sambil
membuka pintu kamar Revan, matanya sangat merah karena menahan tangis
“Kenapa lagi Selena?.” Revan terduduk
di ranjangnya
Tanpa aba-aba Selena langsung berlari
dan memeluk Revan
“Mama sama papa berantem lagi kak Selena
takut.” Isaknya
Revan hanya terkekeh sambil mengelus
rambut adiknya yang sedang menangis di pelukannya.
“Sabar ya sayang mukin mereka lagi ada
sedikit masalah.” Jawab Revan
“Aku nggak kuat kak denger mereka
ribut.” Selena menutup telinganyan dengan kedua tangannya
--
Yuna pun menangis di atas meja
belajarnya.
Aku bingung aku benar-benar ingin pergi
kesurga menemui ayah dan ibu rasanya aku lelah mendengar bibi Evelyen dan om Mario
saling berebut hak asuhku aku ingin cepat berumur 18 tahun lalu hidup sendiri batinnya
Lalu suara pintu kamar Yuna pun
terbuka
“Non Yuna, nggak makan malam?.” Tanya
mbok Darsim pengasuhnya dari kecil
“Nggak, mbok aku nggak lapar.” Jawab
Yuna dengan suara parau
“Non..” mbok darsim menepuk pundak
Yuna “Sudah non jangan menangis lagi kasihan ayah sama ibu non mereka nggak
tenang.”
Yuna pun memeluk mbok Darsim
“Yuna kangen mereka mbok. Yuna
sekarang sendirian.” Isaknya “nyaris lima bulan Yuna cuman sama mbok nggak ada
ibu yang biasanya ibu nemenin Yuna ke toko buku setiap sabtu sekarang Yuna
sendirian.”
“Sudah, non Yuna kan ada mbok” Jawab
mbok Darsim
“Tapi mbok Yuna...” Yuna berhenti
sejenak “Yuna...”
“Non kenapa?.”
“Mbok, apa aku harus memilih tinggal
dengan salah satu dari adik ibuku atau kakak ayahku. Om Mario atau bibi Evelyen
aku bingung.”
“Mbok nggak bisa ngomong apa-apa non,
semua keputusan ada ditangan non Yuna.” jawab mbok darsim
Yuna hanya terdiam
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar