Jam tangan Revan pun menunjukan pukul
12 siang dan kelas pun berakhir. Revan nampak senang karena pelajaran hari ini
sudah selesai dan kuis pun berjalan dengan cukup lancar.
“Van, ayo kita ke kafe.” ajak kathie
Revan pun masih duduk di atas kursinya
sambil menguap sesekali. Wajahnya sedikit mengantuk.
“hoam baiklah baiklah ayo.”
“kamu ngantuk Van?.” tanya kathie
was-was
“he-eh hanya sedikit.” jawab Revan
sambil menguap “aku semalaman tidak tidur karena belajar.”
“hmmm...” desah kathie “pantas saja ya
kamu lancar menjalain kuis nggak kaya aku aku nggak belajar.”
“he-eh this’s first time kathie.” Revan
pun nyengir “aku nggak mau dapat jelek di kuis pertama ini.”
“oke oke. ayo Van kita harus kerja.”
kathie menarik lengan Revan
“iya iya.”
--
Vino pun mulai menyalakan mobil sedan
tuanya. Dengan kesal ia meninju stir mobilnya karena sesungguhnya ia tidak mau
mengantarkan kakaknya dan Yuna.
Aku benar-benar nggak suka sama Yuna. Terlalu lembut
aku benci gadis seperti itu terlalu lemah lembut tapi, kenapa setiap aku
melihat mata kecokelatanya itu membuat jantungku tak beraturan ayolah Vino
berfikir positif kamu nggak suka gadis seperti itu bukan? Dia itu bukan tipemu batin
Vino
Vino pun mengklason mobilnya
keras-keras.
Di dalam rumah Yuna yang sedang duduk
di sofa pun sedikit kaget. Yuna pun makin merasakan ada sedikit penolakandari
Vino karena kehadiranya di keluarganya saat ini. Dan dadanya pun terasa sesak
setiap mengingat perlakuan terhadapnya.
“Yuna ayo.” seru kak vero membuyarkan
lamunanya
“ah iya kak ayo.” Yuna pun bangkit
dari tempat duduknya dan membimbing kak vero hingga keluar rumah
“cepetan!” teriak Vino dari luar kaca
mobilnya
“Vino sabar dong. kamu nggak sabaran
banget.” gerutu kak vero
--
Revan dan kathie pun pergi ke kafe
tempat mereka berkerja dengan menggunakan motor vespa tua Milik Revan. Selama
perjalan mereka hanya terdiam dan membisu.
“turunlah udah sampai kath.” perinta Revan
saat ia menghentikan vespanya di depan sebuah bangunan tua yang nampak bukan
seperti kafe yang biasa ia temui di Jakarta
“duh, cepet juga ya.” sindir kathie
“padahal aku mau lama-lama di bongceng sama kamu loh.”
Revan pun nyaris tersedak mendengar
perkataan kathie
Astaga kahtie apa yang tadi? aku dengar itu
hanya ilusi oh tuhanku semoga itu ilusi
batin Revan
“aduh, bisa aja.” balas Revan
“habis, kalau aku dideket kamu itu
nyaman banget.” ucap kathie
Revan pun terbelanga mendengarnya.
“he? Kamu ngomong apa barusan?.”
“aish, lupakan.” lalu kathie
meninggalkan Revan dan ia masuk kedalam bangunan yang tak pantas disebut kafe
itu.
Aku rasa ini cuman mimpi iya ini mimpi kalau
ini mimpi aku nggak mau cepat-cepat bangun.
batin Revan
--
Vino pun terus menyetir mobilnya
menelusuri jalan raya yang sedikit mulai padat. Ya namanya juga lembang Bandung
kota yang banyak di minati oleh wisatawan dari Jakarta. Yuna yang duduk
disamping Vino pun hanya terdiam tidak berbicara sepatah kata pun dengan Vino.
Kak vero pun yang duduk di belakang mereka pun nampak bingung melihat
ketengangan yang tersirat di antara mereka berdua.
“kok kalian berdua diam aja si.” seru
kak vero memecahkan keheningan.
“hmm... hmmm.” desah Yuna
“kan kalian seumuran.” tanya kak vero
“ayo lah kalian jangan seperti ini diam bisu.”
“gimana seumuran? dia belum tujuh
belas tahun”. jawab Vino ketus.
“tapi kalian lahir ditahun yang sama
jadi semuruan dong.” jawa kak vero.
“ulang tahunku masih lama kok kak.”
jawab Yuna sambil tersenyum getir “masih kurang dua bulan lagi.”
“tanggal berapa ulang tahun tahunmu?.”
tanya Vino acuh
“dua puluh satu september.” jawab Yuna
“kenapa? Mau tau banget si kamu.”
“nggak apa-apa nanya doang si.” Vino
menggigit bibirnya.
“dasar aneh.” gerutu Yuna.
--
Revan pun bersiap-siap menggunakan
seragam kerjanya dengan penuh semangat hari ini pun ia terus tersenyum dan itu
membuat ia nampak berbeda. Dan ini memuat beberapa teman Revan pun sedikit
kebingungan dengan sikap Revan
“semangat banget ini kayanya.” sindir
kathie saat ia berpapasan dengan Revan di dapur
“he-eh.” Revan pun tersenyum “nggak
tau ni tiba-tiba semangat aja.”
“terus lah seperti ini.” jawab kathie
“aku suka melihatmu hari ini.”
“akan ku coba.” Revan mengedipkan
matanya
--
Vino pun menghentikan mobilnya tepat
di sebuah bangunan tua yang antik namun ini terlalu aneh jika di jadikan sebuah
kafe namun sayangnya bangunan ini adalah sebuah kafe. kafe favorite kak vero.
Dulu kak vero dan Yuna sering menghabiskan waktunya di kafe ini
Vino pun memarkir mobilnya tepat di
depan bangunan itu.
“cepat lah ini sudah sampai.” gerutu
Vino “kalian nggak mau turun?.”
“sabarlah sedikit.” jawab Yuna ketus.
“Yuna Vino apa-apa si!” teriak kak
vero.
Vino pun langsung turun dari mobilnya
dan membanting pintunya keras-keras.
“Vino.” desah kak vero.
“ya sudah lah kak.” Yuna menghela
nafas “mukin mood Vino sedang tidak baik.”
“Yuna apa dia selalu begitu?.” tanya
kak vero ragu.
“sesekali.” jawab Yuna sambil
tersenyum “laki-laki terkadang memang seperti itu bukan?.”
“Yuna...”
--
Revan pun berdiri di depan pintu masuk
kafe dan ia pun bersiap-siap untuk menyambut tamu yang akan datang. Sebuah
senyuman tak berhenti ia pamerkan dari bibirnya perasaannya nampak sangat
senang hari ini.
“selamat datang.” sapa Revan sambil
membukakan pintu.
Lalu seorang pria yang tinggin nyaris
sama dengan Revan dan berkulit kecokelat pun masuk raut wajahnya nampak menahan
kesal. Lalu di belakangnya dua orang wanita masuk salah satunya ibu hamil yang
perutnya nampak mulai membesar dan ia sedikit kelelahan.
Dan salah satu dari wanita itu. Adalah
wanita berkulit putih susu dan berambut cokelat. Tiba-tiba Revan pun merasakan
sesuatu. Apa aku pernah menemuinya? Tapi dimana ya? Batin Revan.
“terima kasih.” Balas gadis berambut
cokelat itu.
“mari saya antara ke kursi anda.” Revan
pun mengantarkan mereka duduk dia sebuah meja didekat jendela.
“ini kursi anda tuan nona.”
“terima kasih ya.” jawab wanita
berambut cokelat itu lagi.
--
Yuna Vino dan kak vero pun duduk di
kursi di dekat jendela. Yuna duduk di samping ka vero dan menghadap kearah
Vino. Vino nampak acuh dengan Yuna ia terus memainkan ponselnya seolah-olah
mengangap Yuna itu tidak ada di hadapannya.
“apa kamu mengingat tempat ini?” tanya
kak vero ragu
“sedikit.” Jawab Yuna. Lalu ia
meneruskan suapa pancake dengan es krim Vanillanya yang nyaris meleleh. ia
begitu menikati suapan demi suapan es krimnya itu
Di tengah kesuyian tiba-tiba suara
aluna musik mengalun dengan indah dengan nada yang nampaknya Yuna mengetahui
lagu yang sedang dimainkan
‘U said me why
you live so boring it maybe so right, didn't denial
I wanna make a time to seek me alone just I wanna keeping on my step
you come up in front of me I wonder in my eyes
I know that how wonder brilliant things are in my life
I wanna make a time to seek me alone just I wanna keeping on my step
you come up in front of me I wonder in my eyes
I know that how wonder brilliant things are in my life
it makes me changed all because I have a dream that is a song for U
I can a sing a song till to the end
If I can't meet u still, forever
I don't know what will be happen to me now
I know that it something mos timportant now yes that is you
even if i slow compared with other one, it doesn't matter anymore to me
it is a timely encounter of destiny its never to late
-CN BLUE –Never too late-
“CN BLUE.....[1] AAAA NO
NO NO!.” teriak Yuna tiba-tiba
“Yun bisa nggak usah teriak.” dumal
Vino nampak kesal dengan tingak laku Yuna
“aish nggak bisa nggak bisa.” Yuna pun
memukul-mukul meja “CN BLUE! aish band kesukaanku burning aaaa tidak tidak.”
“siapa si CN BLUE Yun?.”tanya kak vero
nampak penasaran
“itu band yang katanya keren tau deh
korea-jepang gitu lah.” jawab Vino acuh “katanya si keren tapi menurutku biasa
aja.”
“lah kak vero tinggal di jepang masa
nggak tau si kak.” gerutu Yuna
“ish kakak mah mana ngerti
gitu-gituan.” jawab kak vero
“kayanya itu nggak penting juga kak.”
balas Vino acuh “cuman band nggak jelas.”
“apa-apaan si kamu.” gerutu Yuna “kalo
ngga suka diem aja nggak usah komen bisa?”
Lalu Yuna pun bangkit dari tempat
duduknya dengan kesal.
--
Revan pun keluar dari ruangan tempat
memutarkan musik lalu dengan nampak senang. Senyum menghiasi bibirnya. Ini
nampak seperti mimpi ternyata memang nampak mimpi. Ia nampak tidak percaya
dengan hari ini sikap kathie yang sedikit aneh dan sekarang ia bertemu dengan
gadis yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman.
Apa itu siapa itu? Apa itu gadis? Gadis yang
tempo hari? Ini mimpi bukan?
Batin Revan
Ia pun tiba-tiba menabrak seseorang
secara tidak sengaja
“aduh.” teriak orang itu
“maaf maaf aku-“
“eh tunggu.” perintah orang itu “coba
kamu jangan merunduk aku mau liat.”
Revan pun mengakat kepalanya
Gadis itu berusah berjinjit sesaat
tubuh mungilnya tidak sebanding dengan tubuh Revan yang tinggi ketika ia
berdiri di samping Revan. kedua mata cokelatnya menatap wajah Revan
lekat-lekat.
Ternyata itu benar dia si gadis berkulit putih
susu yang mungil dengan senyum malaikatnya itu ini adalah... keberuntunganku ya
tuhan batin Revan
“aish nggak nyaka emang sepertinya
tuhan yang mengantur.” gadis itu tersenyum “kita bertemu lagi ya kak.”
Sontak Revan pun diam membisu terasa
mulutnya benar-benar terkunci rapat ia benar-benar tak mampu berkata-kata
“he-eh i...i..i..ya kita ketemu lagi.”
jawab Revan terbantah-batah
“aku nggak nyaka.” gadis itu tersenyum
“oh iya adikmu apa kabar? Aku ingin bertemu dengannya. Boleh?”
“ba...ba..ik kok boleh boleh.”
Senyum di bibir tipis gadis itu pun
nampak mekar. Pipinya nampak menunjukan rona merah muda yang cantik.
“semoga aku bisa ketemu sama dia
ya.”jawab gadis itu “adikmu manis aku ingin memeluknya aku sangat menyukai anak
kecil yang manis seperti dia. Sungguh, andai dia disini aku akan memeluknya.”
Revan hanya bisa mengigit bibir
bawahnya
“oh iya aku boleh nanya sesuatu?.”
gadis itu pun mengalikan pembicaraan.
“apa?”
“tadi itu yang memasang lagu never too
late itu siapa ya?.” tanya gadis itu ”Aku seneng banget ternyata aku bisa
ketemu teman sesama yang menyukai CN BLUE. Ah aku ingin lagi di putarkan agu CN
BLUE”
Apa? Gadis ini sama-sama menyukai CN BLUE?
Band kesukaanku itu? Aish ada apa ini
batin Revan
“oh itu.” jawab Revan “tadi itu aku
yang memasangnya he-eh.”
Kedua mata cokelat gadis itu pun
melebar seperti anak kecil
“jinjjayo?[2] Kamu
yang masangnya?” gadis itu nampak tidak percaya
“i..i..iya.” jawab Revan terbanta-bata
“kamu suka lagu itu? Kalau kamu ke kafe ini lagi aku akan memutarkan lagi-lagu
CN BLUE yang lain.”
“banget!.” balas gadis itu “aku seneng
banget kamu tahu? Orang-orang tidak banyak mengetahui betapa hebatnya karya
mereka.”
“the next the beathles from asian.”
jawab Revan
“yes that’s in my mind.”
--
Aku bertemu dengan pria ini lagi? Apa
maksudnya? Semacam ini sudah menjadi takdir? Tunggu takdir? Padahal tempo hari
aku hanya basa-basi saja tapi kenapa sekarang jadi sebuah kenyataan.Batin Yuna
Yuna hanya bisa memandangi pria bertubuh
tegap menggunakan kemeja putih lalu lengan panjangnya ia gulung hingga selengan
dengan bawahan hitam yang ada di depannya. Pria ini nampak ramah dan penyanyang
ketika pertama kali beretemu ia begitu perhatian dengan adik perempuanya.
“aduh serius deh aku masih nggak
nyaka.” Yuna nampak berbinar-binar “aku bertemu dengan orang yang mempunyai
idola yang sama denganku.”
Pria itu tersenyum “iya iya. kamu tahu
banyak tentang CN BLUE?”
Yuna
mengangguk “dia itu band band indie
tadinya bukan? Lalu mereka debut indie di jepang? Dan beberapa bulan setelah
itu mereka debut di korea. Aku suka dengan satu lagu mereka sepeti ini lagunya Waetoriya Waetoriya
Ddaribiriddaradu~ Waetoriya Waetoriya Ddaribiriddaradu~ aish itu lagu yang
sangat easy listen.”
Lalu dengan cekatan yuna bergaya ala
seorang giataris.Pria itu hanya terdiam memperhatikan Yuna bicara. Matanya
tidak berkedip dan terus memperhatikan Yuna bicara.
“lalu lalu kamu tahu nggak? gitarisnya
itu loh.” Yuna berteriak histeris “si malaikat tampan.”
“Lee JongHyun? Atau Jung YongHwa
ni?”tanya pria itu
“itu loh itu burningnya CN BLUE lah
aaaaa.” jawab Yuna “aish dia benar-benar seperti malaikat.”
“kamu suka sama dia?” tanya pria itu
Yuna mengangguk “aku benar-benar suka
dengan dia Lee JongHyun senyumannya itu itu... manis. oke aku kambuh untuk
fangirling[3]hari
ini.”
Pria itu tersenyum menahan tawa.
“padahal kamu harus tahu.” jawab pria
itu “si bassist maknae[4]nggak
kalah manis loh.”
“he?” Yuna nampak kaget “Lee JungShin
oppa? Aish, iya sih sekarang sisi manknaenya telah muncul. aku juga suka
dengannya dia bassist keren.”
Pria itu mengangguk “dia itu juga
bassist berbakat.” kata pria itu “tubuhnya itu loh. Aduh aku sendiri suka iri
dia tinggi banget.”
--
Revan hanya tersenyum melihat tingkah
gadis yang ada di hadapannya saat ini yang nampak kekanak-kanakan saat ia
bercerita tenang Lee JongHyun.
“sejak kapan kamu suka CN BLUE?” tanya
Revan tiba-tiba
“sejak mereka debut. Eh, nggak ding
sekitar saat yonghwa mulai bermain drama aku tertarik dengan Yonghwa. Lalu, aku
lebih memilih mencari tau apa itu CN BLUE karena menurut majalah yang pernah ku
baca dia adalah salah satu member CN BLUE.”
“aku pun mulai browsing mencari tahu
tentang apa itu CN BLUE dan aku pun tiba-tiba tertarik dengan si gitaris
berlesung pipit itu. Dulu aku selalu di marahi pacarku setiap aku asik
memperhatikan foto-foto Lee JongHyun dan aku selalu mengatakan hal ini ‘burning
oppa saranghae[5]please
marry me Hyunnie marry me marry me’ aku nampak seperti orang gila setiap aku
melihat foto Lee JongHyun.”
Ternyata dia sudah punya kekasih ya? Aduh aku
terlambat. Kenapa aaa astaga Revan apa yang kamu pikirkan ayo Revan bersikap
normal bersikap normal ingat Yura Revan Yura bukan gadis ini kamu baru satu
kali juga menemui gadis ini kenapa aaaa batin
Revan
“lalu lalu?”
“dan dia selalu berkata ‘kamu pilih
Lee JongHyun atau aku?’ aku selalu jawab ‘aku nggak bisa milih kalian aku
mencintai kalian berdua kalau seorang wanita bisa menikahi dua pria aku akan menikah
denganmu dan Lee JongHyun’. “ gadis itu pun tersenyum
“wah kamu ini ya.” jawab Revan
“kasihan dong pacarmu? Pasti dia sering ngambek ya? Aduh memang si Lee JongHyun
itu tampan. Aku sendiri juga suka iri dengan ketampanannya dengan bentuk
tubuhnya juga tinggi putih berotot pula.”
Gadis itu mengeleng “seiring
berjalanya waktu dia mengerti tentang diriku. lalu dia pun memahami bawah Lee
JongHyun itu hanya biasku[6] really?
Ah semua pria selalu iri dengan Lee JongHyun ya? padahal setiap pria punya
keunikan sendri.”
--
Yuna terus mengoceh tetang band
kesukaannya itu. Dia merasa bawah bertemu dengan orang yang mempunyai suatu
kesamaan dengannya itu adalah hal langkah.
“aduh aku jadi ganggu kerja kamu ya?”
tanya Yuna
Pria itu menggeleng “nggak kok nggak.”
“aduh ya tuhan aku benar-benar senang
hari ini.” Yuna pun tersenyum
“i..iya.” pria itu pun memamerkan
deretan gigi putihnya itu
“sepertinya hhmm...” Yuna
menimang-nimang “dari pada aku menganggumu kerja aku pergi dulu deh.”
Lalu Yuna berbalik badan
“kapan-kapan kita ngobrol lagi ya
tentang CN BLUE.” Lalu Yuna pergi meninggalkan pria itu.
--
[1]
Salah satu band rock korea di bawa naungan FNC ent. Yang beranggotakan Jung
Yonghwa, Lee Jonghyun, Kang Minhyuk dan Lee jungshin.
[2]
sungguh?
[3]
fangirling adalah suatu kegiatan dimana seorang fans wanita
membicarakan idolanya
[4]
maknae dalam bahasa korea adalah anggota suatu grup yang paling
muda
[5]
kakak burning aku mencintaimu (oppa dalam bahasa korea berati
kakak laki-laki atau pacar biasanya sebutan ini diucapkan oleh seorang wanita
kepada laki-laki yang lebih tua darinya)
[6]
bias= idola. Para penikmat musik asia khusunya para k-poprs menyebutnya
seperti ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar