Author : Park Hajung
Cast :
- Kim Chanmi (AOA)
- Choi Minhwan/Minari (FT Island)
- Lee Donghae (Super Junior)
Other Cast :
- Kim Jaehyun (N.Flying)
- Seo Youkyung (AOA)
- Seo Yuna (AOA)
- Song Seunghyun/Songsari (FT Island)
- Kim Seolhyun (AOA)
Rate : PG – 15
Genre : Romance, Friendship, Angst,
Length : Chapter
“Menikah di usia yang bisa dikatakan masih muda ini membuatku merasa canggung dan tidak bebas. Tapi syukurlah bahwa suamiku adalah orang yang mengerti keadaanku. Dan entah kenapa aku selalu merasa teduh, nyaman, dan terlindungi di setiap tatapan lembutnya” – Kim Chanmi
“Mempertahankan itu lebih sulit dibandingkan merebutkan suatu hal. Apalagi untuk orang yang aku sayangi. Aku tak bisa membayangkan bila masa depannya akan hancur sebelum dia beranjak lebih dewasa. Maka dari itu, dengan rasa sayang yang kupunya, aku akan melindunginya” – Choi Minhwan
“Aku bisa benar benar gila! Entah kenapa hanya perempuan itu yang aku inginkan. Tak peduli bila aku dikatakan orang pedofilia. Yang jelas, dalam pikiranku, aku harus memiliki perempuan itu!” – Lee Donghae
--
Seorang lelaki masih terduduk lemas dengan kepala ditundukkan dikursi yang berada di koridor rumah sakit. Pikirannya kalut. Sudah hamper 30 menit berlalu namun tak ada kabar tentang pasien yang sedang ia tunggu. Seketika terdengar bunyi pintu kamar pasien yang didekatnya terbuka. Langsung saja lelaki itu beranjak bangkit dari posisi duduknya. Dilihatnya seorang pria paruh baya dengan memakai jas putih dan sepasang suami istri paruh baya.
“Ah, Dokter, Ahjumma, Ahjusshi, bagaimana keadaan Chanmi sekarang?” Tanya pria itu panik.
Terlebih dahulu dokter itu menghela nafasnya untuk bisa menjawab pertanyaan dari pria itu. “Seperti yang sudah saya duga, dia amnesia”
Kemudian dokter itu berjalan meninggalkan pria itu bersama pasangan tersebut. Pikiran pria itu semakin kacau. Tanpa berpikir panjang, tangannya meraih ganggang pintu pasien yang ditempati oleh gadis yang disebutkan Chanmi itu.
“Minhwan-ssi, tunggu dulu” cegat seorang wanita paruh baya dari pasangan tersebut. Orang yang dipanggil Minhwan pun langsung memalingkan kepalanya pada wanita itu.
“Ahjumma, Chanmi baik baik saja kan?” tanyanya dengan suaranya yang terdengar parau.
Pria paruh baya itu menepuk bahu Minhwan “Mari kita bicara, Minhwan-ssi”. Minhwan pun terdiam. Perlahan pasangan paruh baya tersebut melangkah menuju suatu ruangan yang diikuti oleh Minhwan
***
“Minhwan-ssi, Chanmi memang baik baik saja secara fisik” ucap Ahjumma yang membuat Minhwan sedikt dapat membuang nafasnya dengan lega. “Tapi seperti yang kamu tahu, dia sedang amnesia. Dan……” Ahjumma mengatur nafasnya agar dapat berbicara dengan lancar.
“Benturan kepalanya begitu kuat sehingga ingatannya sangat lemah. Saat ini kami hanya bisa memberitahu pada Chanmi bahwa kami ini orangtuanya.”
“Jadi dia belum tahu bahwa……” belum selesai Minhwan bicara
Ahjusshi sudah memotong pembicaraannya. “Kami memang sengaja untuk tidak memberitahunya” Ahjusshi itu membuang nafasnya di akhir kata
“Kenapa, Ahjusshi?” Tanya Minhwan dengna nada sedikit protes.
Terlihat air mata mulai berlinang di sudut matanya. “Minhwan-ssi, maafkan kami. Kami tidak bermaksud tidak menganggapmu. Tapi tolonglah pahami keadaan Chanmi saat ini. Aku tak ingin ia terbebani karena banyak memori yang harus di ingatnya” Ahjumma pun mulai merintikkan air matanya.
Dengan sigap, Ahjusshi mendekap Ahjumma. “Yakinlah bahwa semua ini akan baik baik saja, Minhwan-ssi. Semua ini hanya masalah waktu” ujar Ahjusshi. “Iya, saya mengerti” jawab Minhwan sopan namun masih terdengar suaranya yang begitu parau.
***
Terdengar suara pintu yang terbuka dan tak lama seorang lelaki memasuki ruangan yang terlihat gelap dan hanya diterangi oleh sinar rembulan yang masuk ke jendela ruangan tersebut. Perlahan ia menutupi pintunya dan melihat sosok seseorang yang sedang berdiri di depan jendela.
“Minari……” Panggil lelaki itu pada sosok tersebut. “Kau baik baik saja?” Tanya lelaki itu sambil menghampiri sofa yang tak jauh posisi tempat ia berdiri tadi.
“Aku hanya sedang memikirkan sesuatu tentang apa yang harus kulakukan”ujar sosok itu.
“Oh, gadis kecilmu itu? Seperti benar apa yang dikatakan oleh orangtua Chanmi, bersabarlah. Biar waktu yang akan mempertemukan dirimu kembali pada gadis kecilmu itu.”
“Tapi kali ini aku takkan biarkan dia sendiri. Dia benar benar butuh dilindungi. Apalagi dengan kondisinya yang lemah seperti itu. Disaat ada bahaya seperti ini aku tak bisa membiarkan dia sendiri!”
“Baiklah…aku mengerti akan perasaanmu yang ingin melindunginya. Setidaknya kau bisa mengawasinya dari jauh, Minari”
“Terima kasih Songsari”
Lelaki yang dipanggil Songsari pun mengambil air putih yang mengisi gelas bening di mejanya kemudian meminumnya.
“Kalau begitu aku harus menikahi dia” Ujar Minhwan
“PRAANGG!!”
Terdengar suara gelas yang terjatuh dari tangan Songsari. Otaknya mencoba mencerna kata kata yang baru saja diucapkan sahabatnya itu. Ia yakin pendengarannya tak salah.
“Apa-apaan kau??! Kau egois! Katanya kau mau melindunginya. Tapi kenapa justru kau ingin menikahinya, hah?! Tak sadarkah kau bahwa dia masih terlalu muda?!” ujar Songsari
“aku tahu itu…”
“Tapi kenapa kau malah memutuskan hal seperti ini? Kau benar benar tidak bisa melihat keadaan Chanmi sedikit pun!”
Minari yang sedari tadi menatap jendela kini membalikkan badannya dan menatap pada sahabatnya. Dapat dirasakan tatapan itu tajam pada Songsari.
“Songsari” panggilnya pelan. “Apa kau menganggapku teman?”
“Bicara apa kau?? Kau ini kenapa? Kenapa jadi bertingkah aneh sekali seperti itu??” desisi Songsari
“Apa kau percaya padaku bahwa aku, Choi Minhwan, mencintai seorang Kim Chanmi dan benar benar berniat ingin melindunginya? Aku kau percaya bahwa aku bukan orang yang jahat?” ucap Minhwan sedikit lebih keras dan terdengar emosi
Songsari pun terdiam. Ia tak dapat lagi membalas perkataan sahabatnya itu. Kaget, kagum, dan pasrah berpadu menjadi satu di benaknya. “Tolonglah, bantu aku, Song Seunghyun….”
“Baiklah…apa yang bisa aku bantu?”
***
Ahjumma dan Ahjusshi yang sedang duduk di sofa yang berada di ruang tamu kimi sedang saling bertatapan. Menyalurkan rasa heran dan kaget yang berada dibenaknya masing masing. Kemudian Ahjusshi itu memalingkan kepalanya pada lelaki yang ada diharapnnya.
“Minhwan-ssi, apa ini tidak berlebihan?” tanyanya dengan nada yang begitu terkejut.
“Ya, saya tahu” jawab Minhwan. “Tapi saya tidak bisa membiarkan Chanmi sendirian dengan kondisi yang begitu lemah di zona berbahaya saat ini”
“Zona berbahaya?” Tanya Ahjumma mengerutkan dahinya pertanda tak mengerti.
“Begini Ahjusshi, Ahjumma. Akhir – akhir ini Chanmi sering diawasi oleh orang asing. Dan saya rasa orang asing itu bukan orang sembarangan. Dia hampir ingin menghancurkan hidup Chanmi. Apalagi 3 bulan lagi Chanmi akan menjadi Mahasiswi baru. Tentu saja orang asing itu akan memanfaatkan keadaan Chanmi yang sekarang dan mempengaruhi Chanmi. Orang asing itulah yang membuat Chanmi amnesia”
Seketika terlihat Ahjumma yang begitu terhenyak. “Kau tahu siapa orangnya? Biar kita yang akan mengurusinya!”
“Tidak semudah itu ahjumma. Sudah kukatakan bahwa dia bukan orang sembarangan. Aku rasa kita jangan gegabah”
Ahjusshi tampak berpikir mencoba menyetujui perkataan Minhwan. “Benar juga katamu. Lalu, apa tujuanmu menikahi putri kami? Kan bisa kau kembali mendekatinya dan menjadi pacarnya lagi”
“Kalau dengan cara seperti itu sama saja member waktu luang orang asing itu untuk menjalankan rencananya menghancurkan hidup Chanmi.”
Seketika seisi ruang tamu yang menjadi sunyi. Masing masing dari otak mereka berpikir dan mencoba menenangkan diri agar tidak terjadi pertikaian.
“Begini saja ahjumma, ahjusshi. Kalian jangan khawatir. Yang pasti aku ingin menikahinya karena ini adalah cara untuk melindunginya. Aku janji tidak akan menyentuhnya di luar batas kewajaran. Jika kelak nanti Chanmi menjadi istriku, dia pasti berpikir untuk tidak mencari lelaki lain karena dia sudah menikah denganku.”Ujar Minhwan
“Kau yakin ini akan berjalan baik?” Tanya ahjumma menyeleksi
Minhwan menghela nafasnya sejenak. “Ya, aku yakin” jawabnya mantap. “Ini semua demi masa depan Chanmi”
“Baiklah, kami rasa tak ada salahnya jika ini dilaksanakan” ujar Ahjusshi. “Silakan kau atur acaranya dan panggillah kami bila ada yang harus kami lakukan”
“Terima kasih banyak atas pengertiannya. Aku akan merencanakan ini semua dalam waktu 3 bulan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar