Author : Park Hajung
Cast : Lee Jonghyun ( CNBLUE ) , Kwon Mina ( AOA )
Genre : Sad Romance
Rate : PG – 13
Di sebuah café, terdapat seorang gadis yang sedang duduk disana dengan
kursi yang terbuat dari kayu dan meja bundar yang ada dihadapannya. Di sebrang
gadis itu, terdapat juga seorang lelaki yang duduk berhadapan dengannya. Masing
masing dari mereka menunduk.
Namun selama lima belas menit berlalu, tak ada satu pun diantara mereka
yang saling berbicara. Tak ada tanda suasana bahagia disana. Masing masing
sibuk dengan pemikiran mereka dan merasa kalut. Gadis itu merasa tak rela bila
lelaki yang ada dihadapannya itu akan melangkah pergi menjauh dari dirinya
bahkan dari hidupnya. Tapi disisi lain, dia harus mengetahui dirinya di mata
lelaki tersebut. Ia tidak mempunyai hak untuk mencegah lelaki itu dalam
bertindak. Sementara itu, dalam pikiran lelaki itu, ia sedang kebingungan
dengan keputusan yang sepertinya apa yang harus ia ambil.
Karena merasa bosan, tangan kanan gadis tersebut mengambil secangkir teh
yang ada di tepi meja tepat dihadapannya dan mulai meminumnya dengan perlahan –
lahan. Ia pejamkan mata saat hidungnya menghirup aroma melati pada teh
tersebut. Sesekali ia tersenyum layaknya orang yang sedang melakukan yoga untuk
melepas rasa penat. Setelah selesai menikmati minumannya, ia pun meletakkan
tehnya di meja. Suaranya masih ia simpan, enggan dikeluarkan. Karena sebenarnya
ia menunggu lelaki itu berbicara tentang apa yang sudah diputuskannya.
Kesabarannya mulai memudar saat ia menyadari waktu demi waktu yang terbuang. Ia
membuang nafasnya berat dan menolehkan kepalanya ke jendela karena lelah bahwa
selama ini ia hanya melihat lelaki itu dan minumannya.
“Daritadi kau diam saja” terdengar kalimat tersebut dari mulut lelaki
itu. Gadis itu tidak mengindahkan perkataannya. Dalam hati gadis itu, ia
mengumpat tentang kebodohan lelaki itu karena selama ini ia menunggu lelaki itu
berbicara. “Ya! Apa kau tidak mendengarkanku? Kau Tuli?” Tanya lelaki itu yang tampak
tidak senang karena tidak mendapat respon dari gadis itu.
Gadis itu menoleh kepada lelaki itu sambil menatap tajam. “Aku tidak
tuli” jawabnya. “Mengapa daritadi kau tak bicara?” Tanya lelaki itu dengan nada
sedikit menantang. “siapa yang perlu berbicara untuk hal ini?” balas gadis itu.
Seketika lelaki itu terdiam. Kembali lagi dengan pikirannya yang berkalut.
Lelaki itu menatap gadis itu sambil mengerutkan dahinya. Heran melihat wajah
gadis itu yang sama sekali tak menampakkan rasa gelisahnya, tak seperti lelaki
itu. Ingin hati memcahkan keheningan namun ia takut salah. “Sampai kapan kau
berada disini?” Tanya lelaki itu. Gadis itu kembali menatap lelaki itu dengan
tatapan aneh. Kenapa lelaki ini tak mengerti juga arti aku membungkam mulut
disini? Batinnya. “Kau piker aku ini gadis macam apa yang seenaknya kau
gantung?” ucap gadis itu ketus. Melihat aksi gadis itu , lelaki itu membuang
nafas berat. “Oke…” ia mulai berbicara “Mina-ya….” Panggilnya pelan. Otak
lelaki itu berusaha merangkai kata yang tepat yang akan ia ucapkan pada Mina.
“Seperti yang kau tahu. Dia, Juniel, sangat menyayangiku” ucapnya pelan. “Dan
aku rasa, aku tak ingin lebih menyakitinya karena melihat kau berada disisiku”
lanjutnya. “Jadi aku rasa tidak ada lagi rasa sayang yang lebih di antara Kwon
Mina dan Lee Jonghyun” ia mengakhiri ucapannya dan kemudian ia beranjak pergi
dari tempat itu. Berusaha untuk tidak
melihat akan perubuhan wajah Mina
Mina masih terdiam di tempat tanpa menampakkan ekspresinya. Dapat ia
rasakan kehadiran seorang gadis yang sudah berdiri di sampingnya. Mina tak
bergeming karena dari auranya ia sudah tahu siapa pemilik aura tersebut. Tiba –
tiba gadis yang ada di samping Mina itu mengulurkan tangannya di hadapan Mina
dengan sapu tangan yang dipegangnya. “Ini kan yang kau butuhkan?” Tanya gadis
itu. Perlahan Mina melihat uluran tangan itu kemudian mulai menatap wajah gadis
itu. Tangan Mina mulai mengambil sapu tangan tersebut dan ia gunakan untuk
menutupi wajahnya
Setelah beberapa menit kemudian, Mina melepaskan sapu tangan itu dari
wajahnya “Terima kasih, Seol-ah” ucap gadis itu dengan suara yang berat sambil
menyerahkan sapu tangannya yang sudah basah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar