Laman

Jumat, 12 Desember 2014

fake married [chapter 1] (ff)


Autor: Yunye 
Rating: PG-17
Genre: romance, AU,  comedy
Length: chapter

Main cast:
-        Lee Jungshin (CNBLUE)
-        Kwon Mina (AOA)
-        Choi Jonghoon (FTISLAND)
-        Kim Seolhyun (AOA)
Other Cast:
-        Kwon Kwangjin (N.FLYING)
-        Lee Jonghyun (CNBLUE)
-        Jung Yonghwa (CNBLUE)
-        Lee Jaejin (FTISLAND)
-        Shin Hyejeong (AOA)
-        Seo Yuna (AOA)
-        Park Choa (AOA)
-        Kang Minhyuk (CNBLUE)

       Disclaimer:  sebenernya terinspirasi sama pasangan koplak di tempation drama /? siapa lagi kalo bukan Na Hong-gyu sama Yoo Sejin '-'. dan beberapa drama yang nggak bisa di sebutkan sangki banyaknya inspirasinya '-'/ sisanya si hanya khyalan-khayalan saya aja si huahaha Xp

Note: ciee udah chapter 1 ni ahaha maap ceritanya rada gaje /? dan maap lama di post karena autournya sibuk selamat baca '3'~

Mina’s pov
            Sial, karena Kwangjin oppa terlamat menjemputku aku harus bertemu dengan pria aneh dan menyebakan! Awas kau oppa tidak akan aku ampuni sampai nanti!. Aku pun berjalan keluar dari terminal sembari menyeret koperku yang besar dan membawa kantung belanjaanku. Aku pun langsung berusaha mencari taksi untuk pulang kerumah dengan cepat karena Kwangjin oppa tidak akan menjemputku nampaknya. Nyaris dua jam aku menunggunya dan terus menelfonya namun aku tidak mendapat jawaban sama sekali
Selama perjalanan dari bandara menuju rumah, aku pun terus membayangkan wajah eommaku dan appaku. aku begitu merindukan mereka terutama eomma, namun aku merasa lebih nyaman tinggal di Jepang dengan harabeoji dan halemoni di tambah lagi dengan suasan Osaka, Jepang yang begitu damai.
dan ponselku berdering sebuah pesan kakotalk masuk ke ponselku
Dari: Choi Jonghoon
Kau sudah pulang dari Jepang, Mina? Apa aku harus menjemputmu di bandara sekarang?
Aku menghela nafas panjang. astaga kenapa Jonghoon sunbae sama menyebalkan dengan Kwangjin oppa? kenapa dia tidak mengkakoktalkku dua jam yang lalu? Ha -_-
Untuk: Choi Jonghoon
Terlambat kau menanyakan posisiku saat ini ada di bandara atau tidak aku sudah didalam taksi dan dalam perjalanam pulang menuju rumah -_- seharusnya kau menanyakan ini dua jam yang lalu agar aku tidak naik taksi -_-
Kusentu tombol send pesan dan aku pun meletakan ponselku dia atas kedua pahaku. Ah, kenapa semua orang menyebalkan? Tadi Kwangjin oppa, lalu pria gangster aneh itu dan sekarang Jonghoon sunbae -_- yatuhan aku harap aku cepat sampai kerumah dan aku cepat mengadukan hal-hal menyebalkan ini dengan eomma dan appa.
Dari: Choi Jonghoon
Mian, aku lupa kau sampai jam berapa dari jepang hari ini. Mukin aku terlalu sibuk dengan kegiatanku di kampus. Mianhae Minaring. Aku harapa kau tidak sedang cemberut berteriak kesal atau meninju seseorang lalu menangis karena aku tidak menjemputmu.
Sebagai perintaan maafku, aku akan datang kerumahmu arraso? Kau ingin aku bawakan apa sebagai tanda penyambutanmu? Permen kapas? Pizza? Apa pun akan aku belikan
Untuk: Choi Jonghoon
Sudahlah, sunbae tidak usah sebegitunya denganku. Aku sudah biasa seperti ini bahkan oppaku sendiri nampaknya lupa aku hari ini pulang dari Jepang.  Aish -_-  aku tidak akan melakukan hal-hal yang kau sebutkan tadi -__- memangnya seseram itu kah aku sedang marah?
Aku? Aku hanya mau permen kapas si sebenarnya itu satu-satunya moodboster untukku :3 bawakan aku permen kapas yang banyak ya :p kalau tidak aku tidak akan memaafkanmu sunbaenim :P
Oh iya, sunbae apa Hyejeong menghubungimu? Kenapa hanya dia saja yang nampaknya tidak perduli aku pulang -_-
Aku pun terus memandangi pemandangan yang berada di luar kaca taksi ini. Nampaknya salju masih belum menghilang sepenuhnya dari kota bahkan jalanan pun masih terselimuti oleh salju. Rasanya, aku lebih suka melewati musim dingin di di jepang daripada aku harus kembali ke korea
Jepang begitu mengasikan untukku. Tapi, aku merasa sangat jangal dengan appa biasanya ia tidak pernah menyuruku pulang secepat ini bahakan saat aku masih kecil pun apa tidak pernah memaksakan aku untuk pulang cepat dari jepang? Ada apa ya? Aku merasa ini aneh.
--
Jungshin’s pov
            Akhirnya gadis aneh itu sudah pergi. Aku pun menghela nafas panjang karena aku sangat lega tidak ada yang memperhatikanku kembali. Ku kembali memasang earphoneku yang terlepas dari telingaku tadi.
            “kau disini rupanya?!” seru seseorang dan membuatku merasa terganggu kembali oh kumohon cukup sudah jangan ada orang-orang aneh yang mengangguku lagi -_-
            Aku pun melirik kearah samping kananku terlihat seorang pria berkullit putih bersih berambut cokelat tua, tingginya mukin masih kurang dariku dan sangat tampan berjalan kearahku. Dan disamping pria berkulit putih itu berjalan sesosok pria yang lebih pendek darinya berkulit sedikit kecokelatan rambut hitamnya terlihat berantakan lalu mereka menghampiriku
            “Apa kabarmu, adikku tersayang” sapa pria berkulit putih itu denganku “Nyaris dua tahun kita tidak bertemu ya?”
            “Baik, Hyungku tercinta.” jawabku sinis “Bagaimana rasanya selama ini kau hidup tampaku? Menyenangkan bukan?”
            Lalu pria itu memelukku erat dan membuatku nyaris tidak bernafas sial tenaga pria ini sangat kuat seperti ingin meremukan semua tulang-tulangku.
            “Jangan membuatku akan memukulmu di depan umum, Lee Jungshin” bisik pria itu tepat di telingaku “Ayolah, disini ada temanmu kau mau aku mempermalukanmu di depan teman lamamu, Lee Jungshin?”
            “Wah, pasangan adik dan kakak yang sangat harmonis” ujar pria pendek yang bersama hyungku ini “Aku sangat iri dengan kalian berdua, ternyata Jonghyun hyung sangat menyanyangi adiknya wow.”
            Lalu Jonghyun hyung melepaskan pelukkannya dariku. Dan ia pun tersenyum seperti biasa ia terlalu hebat memarekan senyum palsunya.
            “Kau bisa saja, Jaejin-ah” ujar jonghyun hyung “Bukankah itu wajar seorang kakak yang sudah lama tidak bertemu dengan adiknya begitu lama hmm?”
            “Iya juga si hyung” jawab Jaejin “Hey, Jungshin-ah apa kabarmu?” Jaejin pun mengalihkan pembicaranya dengan jonghyun hyung “Aku sangat merindukanmu, sobat lama”
            Aku tersenyum memaksa “Aku pun juga merindukanmu, Jaejin-ah! Bagaimana kabarmu? Apa kau sudah punya teman kencan?”
            “Aku sangat baik” lalu Jaejin memelukku hangat “Teman kencan? Aku tidak sedang memilik teman kencan kau tahu itu?”
            “Bagaimana kabar Seolhyun?” tanyaku spontan “Aku sangat merindukan dia.”
            “Hmm...” lalu Jaejin melepaskan pelukannya “Baik. Sekarang dia tumbuh jadi seorang gadis yang cantik dan populer di kampusku. Oh iya btw, aku satu kampus denganya tapi kami berbeda jurusan. Apa kau ingin menitipkan sebuah salam untuknya? dengan senang hati aku akan menyampaikannya”
            Aku pun mulai salah tingkah. Nampaknya Jaejin sangat lihai membaca pikiranku. Ya aku sangat merinduknya dan aku ingin mengatakan hal yang tertunda selama dua tahun ini karena appaku yang menyebalkan itu.
            “Lain kali saja” elakku “Oh iya, hyung bukan kah appa sangat ini bertemu denganku? Sebaiknya kita semua cepat pulang.”
--
Mina’s pov
            Aku pun tiba di rumah. Terlihat susana rumah begitu sepi. Kemana semua orang? Apa appa sudah berkerja di kantor hari ini? Lalu kemana eomma dan Kwangjin oppa? apa mereka pergi? Kenapa rumah begitu sepi? Tapi, kalau semua orang pergi kenapa pintu gerbang tidak di kunci? Lalu kenapa mobil appa dan motor Kwangjin oppa terparkir rapi di halaman rumah? Oh tunggu aku sepertinya melihat mobil sedan Jonghoon sunbae juga sejak kapan dia memarkirkan mobilnya di rumahku? Tadi dia bilang dia sedang sibuk di kampus karena ada acara persiapan untuk pentas kesenian di kampus -_- aneh
            Aku pun dengan susah payah menuruhkan semua barang-barang yang berada di bagasi sendirian lalu aku pun menurunkan barang-barang dari bagasi taksi. Setelah itu aku pun merogoh tas selempang kecil dan mengambil dompetku lalu membayar ongkos taksi. Aku pun berjalan memasuki halaman rumah sembari menyeret tas koperku. Dan saat aku ingin membuka pintu rumah seseorang menutup mataku
            “LEPASKAN AKU” teriakku histeris “KAU MAU APA KENAPA KAU-“
            “SUPRIESSS!” teriak semua orang dan seketika seseorang yang menutup kedua mataku pun melepaskan tutupan mata itu. dan betapa kagetnya aku suasana ruang tamu di sulap seperti tempat pesta kecil dan di tembok ruang tamu pun tertulis tulisan ‘selamat datang Kwon Mina’
            “Kalian..” ujarku lemas
            “Mianhae, Mina” bisik seseorang tepat di telingaku dan aku pun mendongak kearah belakang terlihat sosok Jonghoon sunbae sudah berdiri di belakangku sembari memeluk pinggangku erat. Ia pun tersenyum seperti biasanya denganku
            “Sunbaenim!” dengan spontan aku membalikan tubuhku meluknya “Bogoshipo, Jonghoon sunbaenim”
            “Nado, Mina-ya” jawab Jonghoon sunbae sembari mengelus rambutku.
            “Ehm..” terdengar suara seseorang  sedang batuk dan aku pun langsung lepaskan pelukanku dengan Jonghoon sunbae. Terlihat sahabat-sahabatku sedang menghampiri kami berdua.
            “Awas nanti Kwangjin oppa marah loh, sunbae” ledek gadis bertubuh jangkung dengan rambut cokelat muda panjangnya yang tergerai bebas
            “Aku harap, Kwangjin tidak melihatku” elak Jonghoon sunbae “kau pasti iri dengan Mina ya, Hyejeong-ah?”
            Hyejeong mengerutkan keningnya “Aku? Cemburu? Cih, tidak buat apa aku cemburu?.”
            “Kemana Jaejin?” tanya si gadis berambut blonde pendek yang tak lain adalah Choa unnie, seniorku dia sangat ramah dan menyenangkan dia seniorku sejak aku SMA hingga saat ini.
            “Dia bilang dia hari ini pergi ke bandara ingin menemui teman lamanya” jawab Hyejeong “Memangnya kenapa unnie?”
            “Tidak” Choa unnie mengeleng cepat “Oh ayolah kita masuk, aku dan bibi Jung sudah menyiapkan makan malam kita semua.”
            Lalu gadis berambut cokelat kepirangan mendekat kearahku “Mina, apa kau membawakan pesanku?”
            Aku pun tersenyum mengejek “Kau harus membayar dua juta won untuk camilanmu Yuna unnie”
            “Yak, Mina-ya” Yuna unnie mengerutkan keningnya “Aku ingin memberi sedikit hadiah peperon, cokelat, dan permen dari Jepang untuk Minhyukkie kenapa aku harus membayar dua juta won untuk ini?”
            “Kau ini” gerutuku
            Dan Yuna unnie memelukku erat “Aku hanya ingin membuat namjachiguku senang Mina. Ayolah ku mohon bantu aku”
            “Ya.ya.ya” jawabku cepat “Dan aku tidak memiliki seorang teman kencan pun”
            “Lalu pria disampingmu itu?” Yuna unnie pun melirik kearah Jonghoon sunbae. Aku pun menerjap kan kedua mataku.
            “Dia...”
            “Kami hanya berteman baik” jawab Jonghoon sunbaenim
--
Jungshin’s pov
            Selama perjalan di dalam sebuah mobil limosin mewah ini aku hanya terdiam dan tidak mau berbicara sama sekali dengan Jonghyun hyung atau Jaejin. Entahlah, selera humorku bersama Jaejin yang biasanya kami lakukan seketika hilang sejak aku duduk berhadapan dengan Jonghyun hyung
            “Kau haus?” tanya Jonghyun hyung memecahkan keheningan dia antara kami bertiga
            “Tidak” jawabku sinis
            “Baiklah, kalau kau tidak haus” lalu Jonghyun hyung mengambil vokda, dari laci mini bar di mobil ini dan menuangkanya di dalam gelas kecil “Jaejin-ah apa kau ingin minum?”
            “Ah, tidak” tolak Jaejin “Aku tidak suka minum alkohol di siang hari, hyung. Aku harus mengurangi alkohol sekarang atau tidak nenek sihir akan mengutukku.”
            Dan mobil ini pun berhenti di sebuah rumah yang mirip seperti istana. Ya mukin beberapa orang akan terpanah melihat rumah ini sangat mewah namun, kemewahan ini hanya tipu muslihat untuk menggambarkan bawah keluarga kami adalah keluarga yang bahagia.
            “Sudah sampai” ujar Jonghyun hyung dingin “Ayo turun!” lalu Jonghyun hyung pun turun dan membanting pintu mobil ini seketika Jaejin pun terlihat kaget
            “Tumben sekali Jonghyun hyung bersikap sedikit dingin” gumamnya
            “Mukin dia banyak urusan di kantor” belaku. Mukin dia muak melihat aku sudah kembali dan aku pun akan kembali merebut kasih sayang eomma untuknya.
            Aku pun menyeret tas koperku dan menenteng sedikit oleh-oleh yang aku bawa dari Jepang, aku merasa ada sedikit aneh dengan tas yang aku tenteng ini kenapa isinya sedikit lebih berat ya?
            Dan puluhan pelayan pun menghampiriku dan memberi penghormatan untukku, ini sangat menyebalakan untukku aku bukan anak seorang raja aku hanya anak dari seorang pengusaha.
            “Jungshin-ya” panggil seorang wanita tua, ia pun melemparkan senyuman hangat untukku. Aku pun langsung berlari kearah wanita tua itu dan memeluknya erat
            “Eomma, bogoshipo” ujarku sembari memeluk wanita tua ini
            “Nado, anakku” ujar eomma
            “Kau sudah datang?” tanya seseorang dingin dan menhancurkan susana hangat ini “Aku pikir kau akan kembali melanggar perintahku”
            Aku pun melepaskan pelukanku dengan eomma dan menatap seorang pria tua dengan tatapan tajam “Aku tidak akan melanggar perintahmu lagi... appaku sayang”
            “Itu baru putraku” sahut appa sembari tersenyum puas
            “Annyeong Lee ahjusshi!” seru seseorang tiba-tiba, dan itu tak lain adalah Jaejin sahabatku. Lalu ia membukuk hormat dengan appaku
            “Oh, Lee Jaejin” sahut appa “Apa kabarmu nak?”
            “Senang bertemu dengan, ahjusshi” jawab Jaejin sumringah “Aku? Aku sangat baik ahjusshi sudah lama juga aku tidak berkunjung kesini. Bagaimana kabar ahjusshi?”
            “Aku sangat baik” jawab appa “Ditambah lagi putraku yang sangat aku rindukan hari pulang dari Jepang”
            Aku hanya tersenyum memaksa. Cih? Ia merindukan diriku? Bukankah dia hanya menganggap Jonghyun hyung sebagai anaknya dan aku tidak? Pintar sekali dia bersandiwara.
            “Jungshin-ya” panggil eomma “Apa kau lapar nak?”
            Aku pun tersenyum sembari meluk eomma “Eomma-ya, aku sangat lapar dan aku sangat ingin makan bulgogi buatanmu aku sangat rindu bulgogi buatan eomma yang sangat enak di dunia ini”
            “Ah, kau ini” eomma pun berjinjit dan mengacak-ngacak rambut hitamku “Kau selalu pintar membuat eommamu ini melayang”
--
Mina’s pov
            Makan malam hari ini begitu menyenangkan, ditambah keempat sahabatku berkumpul dan juga keluargaku junga berkumpul hari ini. Belum pernah aku merasa sesenang ini
            “Hey Mina, cepat habiskan makananmu” perintah pria yang duduk di sampingku yang tak lain adalah oppaku Kwangjin
            “Oh, ne oppa” jawabku cepat. Lalu aku membali menyuap sesendok bibimbab ke mulutku dan ku kunyah dengan sangat pelan-pelan
            “Kau bawah oleh-oleh apa dari Jepang?” tanya Hyejeong tiba-tiba dan aku pun teringat dengan beberapa belanjaan oleh-oleh dari Jepang yang sengaja aku siapkan jauh-jauh hari
            Dan aku pun mengambil kantung belajaan yang aku bawa dari jepang dan menaruhnya di atas kursi makanku
            “Oke aku punya sedikit oleh-oleh dan..” aku pun mulai membuka kantung itu dan aku ingin berteriak sekencang-kecangnya sekarang. Sial kantung belanjaanku tertukar nampanya sejak kapan aku membeli sebuah gaun wanita dan sepatu wanita? Seingatku kantung belanjaanku berisi makan, dompet untuk eomma dan.. oh sial buku diaryku.. buku diaryku ada di dalam kantung itu.
            “Mina?” panggil eomma was-was
            “Ne?”
            “Apa ada yang salah?” tanya Jonghoon sunbae nampak panik melihat ekpresiku yang sangat tidak menggambarkan aku baik-baik saja
            “Sepertinya aku salah membawa kantung belanjaan” ujarku pelan
            “Kau selalu saja seperti itu!” erang Kwangjin oppa “Apa kau ingat kapan terakhir kali meletakannya?”
            Aku mengeleng kuat
            Dan sebuah jitakan mendarat di kepalaku “Pabo! Kau selalu saja lupa dengan barang-barangmu sendiri,Mina.”
            Aku pun mengigit bibir bawahku “Mianhae oppa, mianhae semuanya... barang-barangku tertukar di pesawat”
--
Jungshin’s pov
            Makan malam di rumah ini sama sekali tidak pernah berubah. Dingin, kaku dan tidak bersahabat sama seperti dua tahun yang lalu. Bahkan suasana makan malam ini dengan kehadiran sahabat masa kecilku jaejin tak membuahkan perubahan
            “Appa” ujar Jonghyun hyung
            “Waeyeo?”
            “Appa, bisakah setelah makan malam appa membantuku untuk memenyelesaikan audit biaya perusahaan bulan ini?”
            Appaku pun tersenyum “Tentu hyun-ah.”
            Aku pun hanya melirik kearah Jonghyun hyung yang duduk di sampingku. Hebat.. benar-benar dia selalu berhasil menarik perhatian appa dengan mudah. Hahaha... memangnya aku?  Aku hanya anak penganggu dan membuat repot dia saja
            “Lee Jungshin” panggil appa tiba-tiba
            “Ne appa?”
            “Besok kau harus mendaftar ke universitas ya” ujar appa “Dengan Jonghyun.”
            “Besok?!” oh ya tuhan, kenapa harus besok? Aku ingin bertemu dengan Seolhyun besok kenapa... err appa memang selalu saja merusak kesenanganku
            “Karena besok hyungmu sedang tidak ada perkerjaan di kantor” jawab appa
            Cih! Selalu saja seperti ini appa selalu saja merusak kesenanganku padahal aku sudah berjanji dengan Seolhyun akan bertemu di cafe tapi kenapa aku harus besok aku di suru mendaftarakan kepindahanku ke universitas ini menyebalkan!
            Selsai makan malam aku pun langusung pergi kedalam kamarku dan jaejin sepertinya malam ini akan menginap sejenak. kamarku sangat luas mukin aku rasa kamar ini di huni denganku sendirian akan terasa boros namun, ya sejak kecil aku selalu berada di sini. Ranjang ukuran king size yang megah lemari bajuku yang sangat besar mukin semua orang akan menginginkannya tapi tidak untukku aku muak dengan semua ini. Ini hanya kesenangan semua yang menutupi sebuah
            “Hey Shin, jadi besok bagaimana?” tanya Jaejin ketika kami berdua ingin berangkat tidur
            “Tidak tahu” jawabku acuh “Selalu saja dia merusak segala rencanaku!”
            “Sudahlah” ujar jaejin “Kau harus lebih sabar dengan appamu”
            Lalu sejenak suasana hening. Aku pun bangkit dari ranjangku dan menuju meja belajarku. Diatas meja belajarku tergeletak katung belanjaan yang aku bawa dari Jepang dan ponselku
            “Menurutku besok aku harus bagaimana?” tanyaku dengan Jaejin “Apa aku harus membatalkan acara makan siangku dengan Seolhyun?”
            “Kau masih ingin menemui Seolhyun?” tanya Jaejin sembari ia ikut bangkit dari ranjang dan menghampiriku
            “Kau tahu aku sangat merindukan gadis itu bukan?” aku pun membuka kantung belanjaan yang aku bawa “Aku ingin meminta maaf denganya, meninggalkan dia tiba-tiba”
            “Dan kau ingin melanggar perintah appamu lagi?” jaejin menatapku was-was “Aku tak mau kau-“
            Aku pun sedikit terkejut saat aku membuka isi kantung belanjaanku dari jepang tunggu... sejak kapan aku membeli makanan? Aku tidak sama sekali membeli makan-makan aneh ini. Pocky, masmellow, cokelat, permen sejak kapan aku membelinya? Seperti anak kecil saja. Dan tunggu ada sebuah buku dalam kantung ini? Aku tidak pernah membeli buku harian sebelumnya dan Seolhyun tidak suka menulis buku harian tapi kenapa...
            “Sial!” potongku
            “Kau baik-baik saja, Shin?”
            “Mukin” jawabku “Tapi tidak dengan barang-barangku!”
            “Mwo?”
            “Ah, bodoh kenapa bisa tertukar seperti ini si bodoh” umpatku kesal
            Lalu Jaejin menghampiriku “Apa yang tertukar?”
            “Kau tahu?” ujarku “Aku sudah menyiapkan segala hadia untuk Seolhyun namun, apa yang aku dapat?”
            Aku pun mengeluarkan isi kantung belanjaan sialan ini. Dan Jaejin hanya memasang ekspresi terkejut bercampur tidak percaya
            “Sejak kapan kau-“
            “Sungguh aku masih seorang pria normal” ujarku cepat “Aku tidak suka menulis buku harian apa lagi buku harian seperti anak-anak begini”
            “Lalu kenapa semuanya ada di kantung belanjaanmu?”
            “Aku tak tahu” aku mengankat bahuku

--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar