Laman

Senin, 28 April 2014

I Hate You Because I Love You(ff)

Author : Park Hajung
Cast : Lee Jonghyun (CNBLUE), Park Choa (AOA)
Genre : Romance
Rate : PG – 13

Seorang lelaki sedang berjalan di trotoar suatu kota yang saat itu dihiasi oleh hujan salju. Kedua belah tangannya dimasukkan ke dalam kantong yang ada pada mantel coklat panjang yang ia kenakan. Ia menghentikan langkahnya dan perlahan menoleh ke atas. Menatap bentuk salju yang kecil dan banyak turun dari langit secara bersamaan dan terus – menerus. Tangan kanananya dikeluarkan dari kontong yang ada pada mantel tersebut kemudian telapak tangannya dihadapakan ke atas. Beberapa salju mendatap di tangan lelaki itu.
Beberapa saat kemudian, matanya melihat kursi panjang yang terbuat dari besi dan dekat dengan lampu jalanan. Ia pun memutuskan untuk istirahat sejenak di kursi tersebut.
Detik demi detik berlalu. Ia hanya termerenung dengan posisi duduknya. Dalam benaknya, ia merindukan sosok seorang gadis yang dapat menwarnai hidupnya. Otaknya pun bekerja untuk mengingat memori natara dia dan sosok gadis tersebut sekitar setahun yang lalu. Dadanya semakin terasa sesak saat sosok gadis itu menghantui pikirannya yang mampu menumbuhkan rasa rindu yang begitu dalam. Sungguh rasa rindu itu ingin ia lepaskan dengan melihat gadis itu tepat dihadapannya, kemudian membelai rambut pendeknya yang berwarna kuning yang begitu halus. Dengan begitu ia bisa melihat senyuman yang berukit dari wajah gadis itu. Begitu manis.
Namun sampai sekarang ini ia tidak tahu kapankah gadis itu akan kembali untuknya. Kembali untuk menemani hari harinya sepanjang hidupnya. Ia hanya mengingat suatu kejadian saat dimana jari kelingking sosok gadis itu mengikat pada jari kelingkingnya dengan mengucapkan janji bahwa gadis itu akan kembali. Dalam benaknya ia yakin bila  gadis itu akan kembali. Tapi otaknya terus mencari jawaban dari pertanyaan kapankah ia kembali
Ia pun perlahan menundukkan kepalanya. Kedua matanya dipejamkan cukup kuat untuk menahan airmata yang akan keluar. Namun rasa rindu yang dalam begitu menyiksa sampai ia tak kuat lagi membendungnya dan terdengar sedikit isakan dari mulutnya. Dan saat itu pun, ia sudah tidak peduli bila ada orang uang memperhatikannya atau bahkan menertawakannya.
“Jonghyun-ah, kau kah itu?” matanya pun terbelak secara reflek bersamaan dengan isakannya yang tidak terdengar lagi saat telinga mendengar suara seorang perempuan yang menyebut namanya. Perlahan ia mengadahkan kepalanya untuk melihat sosok pemiliksuara tersebut. Seketika ia terdiam. Seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Ah,benar…ternyata itu kau, Jonghyun-ah. Kau apa kabarnya?” ia masih terdiam. Mencerna panca indera yang dirasa masih bekerja dengan baik. Telinganya yang mendengar indahnya suara gadis itu dan matanya yang melihat senyuman gadis itu dan terlihat juga mata gadis itu yang sedikit berkaca kaca.
Kini ia dapat menghembuskan nafasnya begitu lega karena rasa rinduknya yang sudah tercurahkan. “Choa-ya…” painggil lelaki itu dengan perlahan. Terlihat jelas anggukan kecul dari gadis itu sambil tersenyum. Lelaki itu langsung bangkit dari posisi duduknya dan mendekap erat tubuh gadis itu. “Choa-ya….aku sangat merindukanmu” tutur lelaki itu. Tubuhnya semakin erat mendekap gadis itu seolah dapat menghilangkan rasa kedinginan yang dialami gadis itu. “Aku juga sangat merindukanmu….Lee Jonghyun” ucap gadis itu disaat tangannya memeluk lelaki yang sedang memeluknya.
Beberapa lama kemudian, perlahan Jonghyun melepas pelukannya. Sebelum tubuhnya mulai menjauh dari tubuh gadis itu, bibirnya mulai mendarat di kening gadis itu. “Aku tahu…aku tahu kau akan kembali” bisiknya. Kemudian ia mulai menjauh dari gadis itu dalam jarak beberapa senti
“Jonghyun-ah, harus kau ketahui bahwa aku membencimu” tutur gadis yang bernama Choa itu secara perlahan. Kening Jonghyun mulai berkerut saat mendengar pernyataan itu dari mulut Choa. “Kenapa?” tanyanya yang terlihat sedikit syok. “karena bayanganmu selalu dalam otakku dan itu membuat jan tungku berdetak lebih cepat” balas Choa. “Choaya….” Panggil Jonghyun pelan. “Apa kau tidak tahu betapa bencinya aku padamu karena kau membuat dadaku sesak saat rasa rindu menyerangku?”
“dan apakah kau tidak tahu betapa becninya aku saat otak ini mengingat dirimu yang begitu indah saat memainkan gitar?”
“Hey, apa kau pikir aku tidak membencimu saat telinga ini membutuhkan suaramu yang indah saat melantunkan sebuah melodi?”
“Lee Jonghyun! Aku membencimu!!”
“Park Choa! Aku membencimu!!”
seketika keduanya terdiam. Tiba – tiba kedua belah telapak tangan Choa meraih kedua pipi Jonghyun “aku sangat membencimu karena aku tidak bisa berhenti mencintaimu”

Senyuman terukur di wajah Jonghyun. Perlahan kedua belah telapak tangannya meraih pipi Choa seperti yang dilakukan oleh Choa. “Aku sangat membencimu karena aku tak dapat mencintai orang lain selain dirimu”. Lalu masing masing melepaskan tawanya untuk pertemuan yang tak diduga ini. “Kau tidak berubah. Kau tetap saja terlihat aneh dan pendek” ujar Jonghyun sambil memamerkan cengirannya. “Ya! Apa katamu? Pendek? Kau juga tidak berubah. Tetap aneh dan gendut” balas Choa sambil memeletkan lidahnya. “Aku? Gendut? Kau tidak lihat? Aku sudah mulai kurusan lho” lalu keduanya menikmati waktu mereka untuk bersenda gurau. Dan malam itu menjadi saksi untuk kedua insan tersebut yang masing – masing melepaskan rasa rindunya.

Kamis, 24 April 2014

Nice To Meet You (ff)

Author : Park Hajung
Cast : Song Seunghyun (FT Island), Choi Minhwan (FT Island), Seo Yuna (AOA )
Genre : Romance
Rate : PG – 13

Di suatu sore hari, Seunghyun sedang duduk santai di sebuah taman yang cukup luas di kampusnya. Sedari tadi, mata lelaki itu tak bias lepas dari sosok perempuan yang jaraknya cukup jauh dari dirinya. Ia memperhatikan perempuan itu sedang asik bermain iPad miliknya. Dipasangkannya headset di kedua telinganya. Tak henti hentinya hati Seunghyun mengagumi keindahana yang ada pada perempuan itu. Rambutnya yang berwarna kuning kecoklatan yang begitu berkilau, matanya bulat namun berkilau, bibirnya yang tipis dilapisi lipstick berwarna merah mawar dan tubuhnya yang terbentuk indah. Hal yang paling disukainya adalah perempuan itu memiliki tubuh yang bisa dikatakan menggoda namun wajahnya tetap terlihat innocent. Sesekali perempuan itu tersenyum saat melihat layar yang ada pada iPad. Senyuman itu membuat Seunghyun ingin terus menikmati tiap detak jantung yang bekerja secara simpatik.
“Ah, aku rasa dia bukan manusia” ucapnya pada diri sendiri sambil mendesah bahagia. “Lalu dia seperti apa?” tiba – tiba terdengar suara seorang lelaki yang disamarkan menjadi suara perempuan. “Dia seperti malaikat” jawab Seunghyun yang tak menyadari keanehan yang ada pada sekitarnya. Orang yang memiliki suara disamarkan tersebut tertawa pelan – pelan kemudian memukul bahu dengan perasaan gemas pada temannya ini. “Ya! Aish…Minhwan-ah, tak bias kah kau tak mengganggu aku yang sedang bahagia?” seunghyun merasa kesal karena suasana yang begitu emnghangatkan dadanya hancur seketika oleh sahabatnya. Minhwan masih tertawa mengingat wajah Seunghyun setelah baru sadar akan kehadiarannya. “Memangnya kau ini kenapa  sih?”
“Kau tak lihat ada perempuan cantik disana?” Seunghyun menunjukkan perempuan yang sedari tadi lihatnya dengan dagunya.
“oh dia” sahut Minhwan saat melihat perempuan yang dimaksud Seunghyun “Kalau gadis itu sih, aku sering melihatnya”
Seunghyun pun langsung menoleh pada Minhwan “Siapa namannya?”
“Mollaso”
Seunghyun menghela nafasnya dengan perasaan sedikit sebal pada Minhwan. “Tanyalah padanya, Seung-ah” ujar Minhwan member saran. “Tapi aku takut bila nanti aku jadi merasa mati gaya” perkataan Seunghyun sukses membuat Minhwan tertawa terbahak bahak. “Ya! Apa yang kau tertawakan?” Seunghyun menjadi tambah sebal. “Haha seorang Song Seunghyun bias juga jadi mati gaya hanya karena perempuan”
“Aish! Tidakkah kau lihat dia sangat cantik? Huh mungkin terlalu cantik”
“Oppa~” tiba tiba terdengar panggilan suara perempuan yang membuat Minhwan menoleh kea rah belakang. “Ah, Chanmi-ya~~” Minhwan pun langsung berdiri. “Seung-ah, aku pulang duluan ya? Dadah~” pamit Minhwan. Seunghyun hanya bias melihat Minhwan yang berlari menghampiri Chanmi kemudian mereka berjalan bersama sambil bersenda gurau. “Huh, rupanya anak itu telah mendahuluiku” gerutunya. “Permisi, selamat sore~” tiba tiba terdengar suara perempuan yang begitu lembut. Seunghyun pun menoleh pada arah sumber suara tersebut. Matanya langsung terbelak dan ia langsung merasa membeku saat mengetahui siapa yang dihadapannya. Sosok perempuan yang daritadi dilihatnya kini berada dihadapannya. “Halo? Permisi~” perempuan itu menggoyangkan tangannya tepat di mata Seunghyun. “A-ah, iya? Ada apa agasshi?” ucap Seunghyun yang berusaha terlihat normal. “Begini, apa benar kau temannya Hyejeong?”
“Ah, iya benar ada apa?”
“Ini, aku hanya memberikan titipan darinya” perempuan itu membuka tas selempangnya dan mengambil sebuah buku. “Katanya dia ingin mengembalikan ini” ia pun memberikan buku itu pada Seunghyun.
 “Ah ini kan buku yang dia pinjam” Seunghyun menerima buku itu. “ngomong – ngomong, dimana Hyejeong? Daritadi aku tak melihatnya”
“dia sedang ada urusan dengan keluarganya, jadi hari ini dia tidak masuk.”
Seunghyun pun mengangguk pertanda mengerti. “hm, bolehkah aku tahu namamu?” ucap Seunghyun yang dengan beraninya mengulurkan tangan pada perempuan itu. “Ah iya” gadis itu membalas uluran tangan Seunghyun dengan menjabat tangannya. “Namaku Yuna. Seo Yuna
“Namaku Seunghyun. Song Seunghyun.”
“Ahaha Hyejeong selalu cerita padaku bahwa temannya yang bernama Seunghyun itu lucu”
Seunghyun pun tertawa kecil mendengar perkataannya.
“ternyata memang benar ya Seunghyun itu lucu” ujar Yuna yang sukses membuat pipi Seunghyun memanas. “Aigoo~ pipimu merah” seru Yuna saat melihat perubahan pada pipi Seunghyun. Dengan cepat seunghyun menutup wajahnya dengan kedua belah telapak tangannya.
Dengan cepat seunghyun menghilangkan rasa salah tingkahnya itu. “Hm, mengapa kau masih ada disini? Apa kau tidak pulang?”
“aku masih menunggu kabar adikku. Baru aku bisa pulang. Bagaimana denganmu?”
“Awalnya sih aku ingin pulang. Tapi….” Seunghyun pun sengaja menggantungkan katanya yang membuat Yuna terlihat penasaran.
“Ada dirimu” jawab seunghyun tersenyum.
“apa? Kenapa aku?”
“karena aku ingin berkenalan denganmu” jawab seunghyun sambil tersenyum dengan lembut.
“Haha, kau ini bisa saja” Yuna mulai menundukkan kepalanya sambil tersenyum.
“memang benar aku ingin mengetahui namamu, Seo Yuna” Yuna menoleh pada Seunghyun. Tak sengaja pun mata mereka bertemu. Cukup lama mereka berpandangan merasakan kebahagiaan yang begitu indah.
ting~ tong~
seketika mereka melepaskan pandangan mereka masing masing. Yuna pun langsung mengambil handphone yang ada di tasnya dan mengecek sesuatu. “Ah, seunghyun-ssi, adikku sudah member kabar. Aku bisa pulang sekarang”
terlihat wajah seunghyun yang sedikit sedih. “Ah kenapa?” Tanya Yuna yang menyadari perubahan wajah seunghyun. “Ah pertemuan yang singkat” keluh seunghyun. “Besok kan kita masih bisa bertemu” sahut Yuna dengan senyum manisnya. “Benarkah?”
“iya, mari kita membuat perjanjian kapan kita bisa bertemu”
“baiklah, jam 3 di tempat ini ya?”
“baiklah” seru Yuna sambil menawarkan jari manis pada seunghyun. Seunghyun terdiam sejenak melihat tangan Yuna kemudian menyambut jari manis Yuna dengan jari manisnya.
“Aku pulang dulu ya, Yuna-ssi”

“iya, hati hati dijalan, Seunghyun-ssi” Seunghyun pun sedikit membungkuk pada Yuna dan melangkah pergi menuju rumahnya. “Nice to meet you, Seo Yuna” bisiknya pda diri sendiri

Let Me Take A Chance (ff)

Author : Park Hajung
Cast : Kim Chanmi ( AOA ), Choi Minhwan ( FT Island)
Genre : Romance. “Haha
Rate : PG – 13
Di malam hari, seorang gadis berada di pinggiran jembatan yang besar yang ada di kota itu. Menikmati angin yang sejuk sambil memnimum minuman blander rasa stoberi dan merenungi tentang apa yang harus dilakukannya
Pukpuk!
Sebuah tangan menepuk bahu gadis itu dari belakang. Gadis itu menghentikan aktivitas minumnya dan perlahan menoleh ke belakang untuk mengetahui siapa yang baru saja menepuk bahunya. “Halo, anak kecil!” sapa sang pemilik tangan tadi. Mendengar panggilan itu gadis itu langsung memajukan bibirnya pertanda sebal. “Ya! Aku bukan anak kecil!” sahut gadis itu. Orang ada didepannya kini mengambil posisi tepat di sebelah kiri gadis itu. Orang itu tersenyum melihat gadis itu. “Akui sajalah Chanmi-ya ~” ucap orang itu sambil mencubit hidung gadis yang dipanggil Chanmi itu dengan gemasnya. “Ingatlah bila tanggal 19 Juni telah tiba, umur 20 sudah kumiliki hahaha” ucap Chanmi dengan bangganya. “Haha baiklah” balas orang itu. Chanmi pun membalikkan badannya dan kembali menikmati pemandangan yang ada didepan matanya. Kemudian, kepalanya sedikit ia tengokkan ke atas untuk melihat bintang di langit. “Hm, ngomong ngomong, apa yang kau lakukan disini?” Tanya orang itu. “Hanya menikmati malam disini” jawab Chanmi tanpa memalingkan pandangannya. “Menikmati malam atau sedang memikirkan seseorang?” Tanya orang itu menyelidik. Chanmi pun langsung menoleh pada orang itu setelah mendengar apa yang baru saja diucapkannya. “Apa maksudmu? Memangnya siapa yang harus aku pikirkan, Minhwan sunbae?” Tanya chanmi sedikit tidak sabar. Orang yang dipanggil Minhwan itu pun mendekatkan diri pada Chanmi dan membisik “Lee Hongki!” Kemudian ia kembali pada posisinya tadi. Chanmi menghela nafasnya kemudian ia terdiam. Sesekali ia meminum minuman miliknya yang belum juga habis. “Hm…aku menyerah” ucap  Chanmi perlahan yang membuat Minhwan menoleh pada Chanmi dengan tatapan ang terlihat sedikit kaget. “M-maksudmu?” Tanya Minhwan sedikit gugup. “Iya, sebaliknya aku berhenti untuk membuat Hongki sunbae melihatku. Aku ini kan jauh dari tipikal perempuan yang Hongki sunbae sukai”
“Jangan merasa tidak percaya diri seperti itulah, Chanmi-ya”
“Bukannya begitu, hanya saja aku sudah lelah memiliki perasaan ini selama 2 tahun. Apakah aku harus terus mencintainya bahkan saat dia memiliki kekasih sekali pun?”
Minhwan pun terdiam. Kemudian ia menghela nafasnya dan menengok ke atas untuk melihat bintang seperti yang dilakukan Chanmi. “Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?”
“Hm..mungkin aku akan mencoba membuka hatiku pada orang lain”
Dengan cepat Minhwan menoleh pada Chanmi. “Jinjja?” tanyanya penuh semagat. Chanmi yang juga menoleh pada Minhwan pun langsung mengangguk “Jeongmal?” Minhwan kembali bertanya dengan semangatnya. “Kau ini kenapa? Seperti baru melihat orang sepertiku saja” Tanya Chanmi keheranan. “Aniya, berarti aku ada kesempatan untukmu”
“Eoh? Kesempatan untuk apa?”
“Untuk mengisi hatimu dengan apa yang ada pada diriku” jawabnya sambil tersenyum.
Chanmi diam beberapa saat kemudian tertawa setelah menyadari apa yang dikatakan Minhwan. “Sunbae, kau bercanda”
Minhwan pun menghela nafasnya sambil memandangi pemandangan yang ada di depan matanya. “Ya, memang terlihat seperti bercanda sih” ujarnya sambil tertawa kecil. Chanmi masih belum puas untuk tertawa. “Tapi bagaimana jika aku katakan ini dengan serius?” ucapnya kembali menoleh pada Chanmi. Seketika Chanmi menghentikan tawanya. Ia pun menatap balik ada Minhwan, tepat dimatanya. “Apa katamu?”
“Chanmi-ya….” Panggil Minhwan perlahan. “Bolehkah aku?” ucapnya lembut sambil tersenyum pada Chanmi. Kemudian mereka saling berpandangan.
“Ehm…sunbae, mungkin aku tidak bias…..”

Mendengar jawabannya, wajah Minhwan terlihat sedikit kecewa. “Untuk saat ini!” lanjutnya sambil tersenyum. Minhwan kembali melihat Chanmi dengan senyum sumringah. “Benarkah? Aku bias ambil kesempatan ini?” tanyanya penuh semangat. Chanmi pun mengangguk pasti. Kini keduanya saling melemparkan senyumnya masing masing. “Em..Chanmi-ya, Ayo kita pulang. Udaranya semakin lama semakin menusuk tubuhku” pinta Minhwan. “Ayo, kita pulang!” mereka pun masing masing membalikkan badan dan mengambil langkah kaki dalam perjalanan pulang bersama. Tangan kanan Minhwan merangkul Chanmi “Ya! Memangnya aku meminta untuk ini?” Tanya Chanmi sedikit protes. “Memang aku tidak memintanya. Tapi aku ingin kau mulai terbiasa dengan apa yang kuberikan padamu…..selamanya!” Chanmi pun tertawa mendengar ucapan Minhwan. “Baiklah, Minhwan…..oppa”

A Bad Thing In Our GoodBye (ff)

Author :  Park Hajung
Cast : Lee Jonghyun ( CNBLUE ) , Kwon Mina ( AOA )
Genre : Sad Romance
Rate : PG – 13

Di sebuah café, terdapat seorang gadis yang sedang duduk disana dengan kursi yang terbuat dari kayu dan meja bundar yang ada dihadapannya. Di sebrang gadis itu, terdapat juga seorang lelaki yang duduk berhadapan dengannya. Masing masing dari mereka menunduk.
Namun selama lima belas menit berlalu, tak ada satu pun diantara mereka yang saling berbicara. Tak ada tanda suasana bahagia disana. Masing masing sibuk dengan pemikiran mereka dan merasa kalut. Gadis itu merasa tak rela bila lelaki yang ada dihadapannya itu akan melangkah pergi menjauh dari dirinya bahkan dari hidupnya. Tapi disisi lain, dia harus mengetahui dirinya di mata lelaki tersebut. Ia tidak mempunyai hak untuk mencegah lelaki itu dalam bertindak. Sementara itu, dalam pikiran lelaki itu, ia sedang kebingungan dengan keputusan yang sepertinya apa yang harus ia ambil.
Karena merasa bosan, tangan kanan gadis tersebut mengambil secangkir teh yang ada di tepi meja tepat dihadapannya dan mulai meminumnya dengan perlahan – lahan. Ia pejamkan mata saat hidungnya menghirup aroma melati pada teh tersebut. Sesekali ia tersenyum layaknya orang yang sedang melakukan yoga untuk melepas rasa penat. Setelah selesai menikmati minumannya, ia pun meletakkan tehnya di meja. Suaranya masih ia simpan, enggan dikeluarkan. Karena sebenarnya ia menunggu lelaki itu berbicara tentang apa yang sudah diputuskannya. Kesabarannya mulai memudar saat ia menyadari waktu demi waktu yang terbuang. Ia membuang nafasnya berat dan menolehkan kepalanya ke jendela karena lelah bahwa selama ini ia hanya melihat lelaki itu dan minumannya.
“Daritadi kau diam saja” terdengar kalimat tersebut dari mulut lelaki itu. Gadis itu tidak mengindahkan perkataannya. Dalam hati gadis itu, ia mengumpat tentang kebodohan lelaki itu karena selama ini ia menunggu lelaki itu berbicara. “Ya! Apa kau tidak mendengarkanku? Kau Tuli?” Tanya lelaki itu yang tampak tidak senang karena tidak mendapat respon dari gadis itu.
Gadis itu menoleh kepada lelaki itu sambil menatap tajam. “Aku tidak tuli” jawabnya. “Mengapa daritadi kau tak bicara?” Tanya lelaki itu dengan nada sedikit menantang. “siapa yang perlu berbicara untuk hal ini?” balas gadis itu. Seketika lelaki itu terdiam. Kembali lagi dengan pikirannya yang berkalut. Lelaki itu menatap gadis itu sambil mengerutkan dahinya. Heran melihat wajah gadis itu yang sama sekali tak menampakkan rasa gelisahnya, tak seperti lelaki itu. Ingin hati memcahkan keheningan namun ia takut salah. “Sampai kapan kau berada disini?” Tanya lelaki itu. Gadis itu kembali menatap lelaki itu dengan tatapan aneh. Kenapa lelaki ini tak mengerti juga arti aku membungkam mulut disini? Batinnya. “Kau piker aku ini gadis macam apa yang seenaknya kau gantung?” ucap gadis itu ketus. Melihat aksi gadis itu , lelaki itu membuang nafas berat. “Oke…” ia mulai berbicara “Mina-ya….” Panggilnya pelan. Otak lelaki itu berusaha merangkai kata yang tepat yang akan ia ucapkan pada Mina. “Seperti yang kau tahu. Dia, Juniel, sangat menyayangiku” ucapnya pelan. “Dan aku rasa, aku tak ingin lebih menyakitinya karena melihat kau berada disisiku” lanjutnya. “Jadi aku rasa tidak ada lagi rasa sayang yang lebih di antara Kwon Mina dan Lee Jonghyun” ia mengakhiri ucapannya dan kemudian ia beranjak pergi dari tempat itu.  Berusaha untuk tidak melihat akan perubuhan wajah Mina
Mina masih terdiam di tempat tanpa menampakkan ekspresinya. Dapat ia rasakan kehadiran seorang gadis yang sudah berdiri di sampingnya. Mina tak bergeming karena dari auranya ia sudah tahu siapa pemilik aura tersebut. Tiba – tiba gadis yang ada di samping Mina itu mengulurkan tangannya di hadapan Mina dengan sapu tangan yang dipegangnya. “Ini kan yang kau butuhkan?” Tanya gadis itu. Perlahan Mina melihat uluran tangan itu kemudian mulai menatap wajah gadis itu. Tangan Mina mulai mengambil sapu tangan tersebut dan ia gunakan untuk menutupi wajahnya

Setelah beberapa menit kemudian, Mina melepaskan sapu tangan itu dari wajahnya “Terima kasih, Seol-ah” ucap gadis itu dengan suara yang berat sambil menyerahkan sapu tangannya yang sudah basah