Laman

Kamis, 27 Maret 2014

journy with love (bab 5)



Jam tangan Revan pun menunjukan pukul 12 siang dan kelas pun berakhir. Revan nampak senang karena pelajaran hari ini sudah selesai dan kuis pun berjalan dengan cukup lancar.
“Van, ayo kita ke kafe.” ajak kathie
Revan pun masih duduk di atas kursinya sambil menguap sesekali. Wajahnya sedikit mengantuk.
“hoam baiklah baiklah ayo.”
“kamu ngantuk Van?.” tanya kathie was-was
“he-eh hanya sedikit.” jawab Revan sambil menguap “aku semalaman tidak tidur karena belajar.”
“hmmm...” desah kathie “pantas saja ya kamu lancar menjalain kuis nggak kaya aku aku nggak belajar.”
“he-eh this’s first time kathie.” Revan pun nyengir “aku nggak mau dapat jelek di kuis pertama ini.”
“oke oke. ayo Van kita harus kerja.” kathie menarik lengan Revan
“iya iya.”
--
Vino pun mulai menyalakan mobil sedan tuanya. Dengan kesal ia meninju stir mobilnya karena sesungguhnya ia tidak mau mengantarkan kakaknya dan Yuna.
Aku benar-benar nggak suka sama Yuna. Terlalu lembut aku benci gadis seperti itu terlalu lemah lembut tapi, kenapa setiap aku melihat mata kecokelatanya itu membuat jantungku tak beraturan ayolah Vino berfikir positif kamu nggak suka gadis seperti itu bukan? Dia itu bukan tipemu  batin Vino
Vino pun mengklason mobilnya keras-keras.
Di dalam rumah Yuna yang sedang duduk di sofa pun sedikit kaget. Yuna pun makin merasakan ada sedikit penolakandari Vino karena kehadiranya di keluarganya saat ini. Dan dadanya pun terasa sesak setiap mengingat perlakuan terhadapnya.
“Yuna ayo.” seru kak vero membuyarkan lamunanya
“ah iya kak ayo.” Yuna pun bangkit dari tempat duduknya dan membimbing kak vero hingga keluar rumah
“cepetan!” teriak Vino dari luar kaca mobilnya
“Vino sabar dong. kamu nggak sabaran banget.” gerutu kak vero
--
Revan dan kathie pun pergi ke kafe tempat mereka berkerja dengan menggunakan motor vespa tua Milik Revan. Selama perjalan mereka hanya terdiam dan membisu.
“turunlah udah sampai kath.” perinta Revan saat ia menghentikan vespanya di depan sebuah bangunan tua yang nampak bukan seperti kafe yang biasa ia temui di Jakarta
“duh, cepet juga ya.” sindir kathie “padahal aku mau lama-lama di bongceng sama kamu loh.”
Revan pun nyaris tersedak mendengar perkataan kathie
Astaga kahtie apa yang tadi? aku dengar itu hanya ilusi oh tuhanku semoga itu ilusi batin Revan
“aduh, bisa aja.” balas Revan
“habis, kalau aku dideket kamu itu nyaman banget.” ucap kathie
Revan pun terbelanga mendengarnya.
“he? Kamu ngomong apa barusan?.”
“aish, lupakan.” lalu kathie meninggalkan Revan dan ia masuk kedalam bangunan yang tak pantas disebut kafe itu.
Aku rasa ini cuman mimpi iya ini mimpi kalau ini mimpi aku nggak mau cepat-cepat bangun. batin Revan
--
Vino pun terus menyetir mobilnya menelusuri jalan raya yang sedikit mulai padat. Ya namanya juga lembang Bandung kota yang banyak di minati oleh wisatawan dari Jakarta. Yuna yang duduk disamping Vino pun hanya terdiam tidak berbicara sepatah kata pun dengan Vino. Kak vero pun yang duduk di belakang mereka pun nampak bingung melihat ketengangan yang tersirat di antara mereka berdua.
“kok kalian berdua diam aja si.” seru kak vero memecahkan keheningan.
“hmm... hmmm.” desah Yuna
“kan kalian seumuran.” tanya kak vero “ayo lah kalian jangan seperti ini diam bisu.”
“gimana seumuran? dia belum tujuh belas tahun”. jawab Vino ketus.
“tapi kalian lahir ditahun yang sama jadi semuruan dong.” jawa kak vero.
“ulang tahunku masih lama kok kak.” jawab Yuna sambil tersenyum getir “masih kurang dua bulan lagi.”
“tanggal berapa ulang tahun tahunmu?.” tanya Vino acuh
“dua puluh satu september.” jawab Yuna “kenapa? Mau tau banget si kamu.”
“nggak apa-apa nanya doang si.” Vino menggigit bibirnya.
“dasar aneh.” gerutu Yuna.
--
Revan pun bersiap-siap menggunakan seragam kerjanya dengan penuh semangat hari ini pun ia terus tersenyum dan itu membuat ia nampak berbeda. Dan ini memuat beberapa teman Revan pun sedikit kebingungan dengan sikap Revan
“semangat banget ini kayanya.” sindir kathie saat ia berpapasan dengan Revan di dapur
“he-eh.” Revan pun tersenyum “nggak tau ni tiba-tiba semangat aja.”
“terus lah seperti ini.” jawab kathie “aku suka melihatmu hari ini.”
“akan ku coba.” Revan mengedipkan matanya
--
Vino pun menghentikan mobilnya tepat di sebuah bangunan tua yang antik namun ini terlalu aneh jika di jadikan sebuah kafe namun sayangnya bangunan ini adalah sebuah kafe. kafe favorite kak vero. Dulu kak vero dan Yuna sering menghabiskan waktunya di kafe ini
Vino pun memarkir mobilnya tepat di depan bangunan itu.
“cepat lah ini sudah sampai.” gerutu Vino “kalian nggak mau turun?.”
“sabarlah sedikit.” jawab Yuna ketus.
“Yuna Vino apa-apa si!” teriak kak vero.
Vino pun langsung turun dari mobilnya dan membanting pintunya keras-keras.
“Vino.” desah kak vero.
“ya sudah lah kak.” Yuna menghela nafas “mukin mood Vino sedang tidak baik.”
“Yuna apa dia selalu begitu?.” tanya kak vero ragu.
“sesekali.” jawab Yuna sambil tersenyum “laki-laki terkadang memang seperti itu bukan?.”
“Yuna...”
--
Revan pun berdiri di depan pintu masuk kafe dan ia pun bersiap-siap untuk menyambut tamu yang akan datang. Sebuah senyuman tak berhenti ia pamerkan dari bibirnya perasaannya nampak sangat senang hari ini.
“selamat datang.” sapa Revan sambil membukakan pintu.
Lalu seorang pria yang tinggin nyaris sama dengan Revan dan berkulit kecokelat pun masuk raut wajahnya nampak menahan kesal. Lalu di belakangnya dua orang wanita masuk salah satunya ibu hamil yang perutnya nampak mulai membesar dan ia sedikit kelelahan.
Dan salah satu dari wanita itu. Adalah wanita berkulit putih susu dan berambut cokelat. Tiba-tiba Revan pun merasakan sesuatu.  Apa aku pernah menemuinya? Tapi dimana ya? Batin Revan.
“terima kasih.” Balas gadis berambut cokelat itu.
“mari saya antara ke kursi anda.” Revan pun mengantarkan mereka duduk dia sebuah meja didekat jendela.
“ini kursi anda tuan nona.”
“terima kasih ya.” jawab wanita berambut cokelat itu lagi.
--
Yuna Vino dan kak vero pun duduk di kursi di dekat jendela. Yuna duduk di samping ka vero dan menghadap kearah Vino. Vino nampak acuh dengan Yuna ia terus memainkan ponselnya seolah-olah mengangap Yuna itu tidak ada di hadapannya.
“apa kamu mengingat tempat ini?” tanya kak vero ragu
“sedikit.” Jawab Yuna. Lalu ia meneruskan suapa pancake dengan es krim Vanillanya yang nyaris meleleh. ia begitu menikati suapan demi suapan es krimnya itu
Di tengah kesuyian tiba-tiba suara aluna musik mengalun dengan indah dengan nada yang nampaknya Yuna mengetahui lagu yang sedang dimainkan
U said me why you live so boring it maybe so right, didn't denial
I wanna make a time to seek me alone just I wanna keeping on my step
you come up in front of me I wonder in my eyes
I know that how wonder brilliant things are in my life

it makes me changed all because I have a dream that is a song for U
I can a sing a song till to the end

If I can't meet u still, forever
I don't know what will be happen to me now
I know that it something mos timportant now yes that is you
even if i slow compared with other one, it doesn't matter anymore to me
it is a timely encounter of destiny its never to late

-CN BLUE –Never too late-
“CN BLUE.....[1] AAAA NO NO NO!.” teriak Yuna tiba-tiba
“Yun bisa nggak usah teriak.” dumal Vino nampak kesal dengan tingak laku Yuna
“aish nggak bisa nggak bisa.” Yuna pun memukul-mukul meja “CN BLUE! aish band kesukaanku burning aaaa tidak tidak.”
“siapa si CN BLUE Yun?.”tanya kak vero nampak penasaran
“itu band yang katanya keren tau deh korea-jepang gitu lah.” jawab Vino acuh “katanya si keren tapi menurutku biasa aja.”
“lah kak vero tinggal di jepang masa nggak tau si kak.” gerutu Yuna
“ish kakak mah mana ngerti gitu-gituan.” jawab kak vero
“kayanya itu nggak penting juga kak.” balas Vino acuh “cuman band nggak jelas.”
“apa-apaan si kamu.” gerutu Yuna “kalo ngga suka diem aja nggak usah komen bisa?”
Lalu Yuna pun bangkit dari tempat duduknya dengan kesal.
--
Revan pun keluar dari ruangan tempat memutarkan musik lalu dengan nampak senang. Senyum menghiasi bibirnya. Ini nampak seperti mimpi ternyata memang nampak mimpi. Ia nampak tidak percaya dengan hari ini sikap kathie yang sedikit aneh dan sekarang ia bertemu dengan gadis yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman.
Apa itu siapa itu? Apa itu gadis? Gadis yang tempo hari? Ini mimpi bukan? Batin Revan
Ia pun tiba-tiba menabrak seseorang secara tidak sengaja
“aduh.” teriak orang itu
“maaf maaf aku-“
“eh tunggu.” perintah orang itu “coba kamu jangan merunduk aku mau liat.”
Revan pun mengakat kepalanya
Gadis itu berusah berjinjit sesaat tubuh mungilnya tidak sebanding dengan tubuh Revan yang tinggi ketika ia berdiri di samping Revan. kedua mata cokelatnya menatap wajah Revan lekat-lekat.
Ternyata itu benar dia si gadis berkulit putih susu yang mungil dengan senyum malaikatnya itu ini adalah... keberuntunganku ya tuhan batin Revan
“aish nggak nyaka emang sepertinya tuhan yang mengantur.” gadis itu tersenyum “kita bertemu lagi ya kak.”
Sontak Revan pun diam membisu terasa mulutnya benar-benar terkunci rapat ia benar-benar tak mampu berkata-kata
“he-eh i...i..i..ya kita ketemu lagi.” jawab Revan terbantah-batah
“aku nggak nyaka.” gadis itu tersenyum “oh iya adikmu apa kabar? Aku ingin bertemu dengannya. Boleh?”
“ba...ba..ik kok boleh boleh.”
Senyum di bibir tipis gadis itu pun nampak mekar. Pipinya nampak menunjukan rona merah muda yang cantik.
“semoga aku bisa ketemu sama dia ya.”jawab gadis itu “adikmu manis aku ingin memeluknya aku sangat menyukai anak kecil yang manis seperti dia. Sungguh, andai dia disini aku akan memeluknya.”
Revan hanya bisa mengigit bibir bawahnya
“oh iya aku boleh nanya sesuatu?.” gadis itu pun mengalikan pembicaraan.
“apa?”
“tadi itu yang memasang lagu never too late itu siapa ya?.” tanya gadis itu ”Aku seneng banget ternyata aku bisa ketemu teman sesama yang menyukai CN BLUE. Ah aku ingin lagi di putarkan agu CN BLUE”
Apa? Gadis ini sama-sama menyukai CN BLUE? Band kesukaanku itu? Aish ada apa ini batin Revan
“oh itu.” jawab Revan “tadi itu aku yang memasangnya he-eh.”
Kedua mata cokelat gadis itu pun melebar seperti anak kecil
“jinjjayo?[2] Kamu yang masangnya?” gadis itu nampak tidak percaya
“i..i..iya.” jawab Revan terbanta-bata “kamu suka lagu itu? Kalau kamu ke kafe ini lagi aku akan memutarkan lagi-lagu CN BLUE yang lain.”
“banget!.” balas gadis itu “aku seneng banget kamu tahu? Orang-orang tidak banyak mengetahui betapa hebatnya karya mereka.”
“the next the beathles from asian.” jawab Revan
“yes that’s in my mind.”
--
Aku bertemu dengan pria ini lagi? Apa maksudnya? Semacam ini sudah menjadi takdir? Tunggu takdir? Padahal tempo hari aku hanya basa-basi saja tapi kenapa sekarang jadi sebuah kenyataan.Batin Yuna
Yuna hanya bisa memandangi pria bertubuh tegap menggunakan kemeja putih lalu lengan panjangnya ia gulung hingga selengan dengan bawahan hitam yang ada di depannya. Pria ini nampak ramah dan penyanyang ketika pertama kali beretemu ia begitu perhatian dengan adik perempuanya.
“aduh serius deh aku masih nggak nyaka.” Yuna nampak berbinar-binar “aku bertemu dengan orang yang mempunyai idola yang sama denganku.”
Pria itu tersenyum “iya iya. kamu tahu banyak tentang CN BLUE?”
               Yuna mengangguk  “dia itu band band indie tadinya bukan? Lalu mereka debut indie di jepang? Dan beberapa bulan setelah itu mereka debut di korea. Aku suka dengan satu lagu mereka sepeti ini lagunya Waetoriya Waetoriya Ddaribiriddaradu~ Waetoriya Waetoriya Ddaribiriddaradu~ aish itu lagu yang sangat easy listen.

Lalu dengan cekatan yuna bergaya ala seorang giataris.Pria itu hanya terdiam memperhatikan Yuna bicara. Matanya tidak berkedip dan terus memperhatikan Yuna bicara.
“lalu lalu kamu tahu nggak? gitarisnya itu loh.” Yuna berteriak histeris “si malaikat tampan.”
“Lee JongHyun? Atau Jung YongHwa ni?”tanya pria itu
“itu loh itu burningnya CN BLUE lah aaaaa.” jawab Yuna “aish dia benar-benar seperti malaikat.”
“kamu suka sama dia?” tanya pria itu
Yuna mengangguk “aku benar-benar suka dengan dia Lee JongHyun senyumannya itu itu... manis. oke aku kambuh untuk fangirling[3]hari ini.”
Pria itu tersenyum menahan tawa.
“padahal kamu harus tahu.” jawab pria itu “si bassist maknae[4]nggak kalah manis loh.”
“he?” Yuna nampak kaget “Lee JungShin oppa? Aish, iya sih sekarang sisi manknaenya telah muncul. aku juga suka dengannya dia bassist keren.”
Pria itu mengangguk “dia itu juga bassist berbakat.” kata pria itu “tubuhnya itu loh. Aduh aku sendiri suka iri dia tinggi banget.”
--
Revan hanya tersenyum melihat tingkah gadis yang ada di hadapannya saat ini yang nampak kekanak-kanakan saat ia bercerita tenang Lee JongHyun.
“sejak kapan kamu suka CN BLUE?” tanya Revan tiba-tiba
“sejak mereka debut. Eh, nggak ding sekitar saat yonghwa mulai bermain drama aku tertarik dengan Yonghwa. Lalu, aku lebih memilih mencari tau apa itu CN BLUE karena menurut majalah yang pernah ku baca dia adalah salah satu member CN BLUE.”
“aku pun mulai browsing mencari tahu tentang apa itu CN BLUE dan aku pun tiba-tiba tertarik dengan si gitaris berlesung pipit itu. Dulu aku selalu di marahi pacarku setiap aku asik memperhatikan foto-foto Lee JongHyun dan aku selalu mengatakan hal ini ‘burning oppa saranghae[5]please marry me Hyunnie marry me marry me’ aku nampak seperti orang gila setiap aku melihat foto Lee JongHyun.”
Ternyata dia sudah punya kekasih ya? Aduh aku terlambat. Kenapa aaa astaga Revan apa yang kamu pikirkan ayo Revan bersikap normal bersikap normal ingat Yura Revan Yura bukan gadis ini kamu baru satu kali juga menemui gadis ini kenapa aaaa batin Revan
“lalu lalu?”
“dan dia selalu berkata ‘kamu pilih Lee JongHyun atau aku?’ aku selalu jawab ‘aku nggak bisa milih kalian aku mencintai kalian berdua kalau seorang wanita bisa menikahi dua pria aku akan menikah denganmu dan Lee JongHyun’. “ gadis itu pun tersenyum
“wah kamu ini ya.” jawab Revan “kasihan dong pacarmu? Pasti dia sering ngambek ya? Aduh memang si Lee JongHyun itu tampan. Aku sendiri juga suka iri dengan ketampanannya dengan bentuk tubuhnya juga tinggi putih berotot pula.”
Gadis itu mengeleng “seiring berjalanya waktu dia mengerti tentang diriku. lalu dia pun memahami bawah Lee JongHyun itu hanya biasku[6] really? Ah semua pria selalu iri dengan Lee JongHyun ya? padahal setiap pria punya keunikan sendri.”
--
Yuna terus mengoceh tetang band kesukaannya itu. Dia merasa bawah bertemu dengan orang yang mempunyai suatu kesamaan dengannya itu adalah hal langkah.
“aduh aku jadi ganggu kerja kamu ya?” tanya Yuna
Pria itu menggeleng “nggak kok nggak.”
“aduh ya tuhan aku benar-benar senang hari ini.” Yuna pun tersenyum
“i..iya.” pria itu pun memamerkan deretan gigi putihnya itu
“sepertinya hhmm...” Yuna menimang-nimang “dari pada aku menganggumu kerja aku pergi dulu deh.”
Lalu Yuna berbalik badan
“kapan-kapan kita ngobrol lagi ya tentang CN BLUE.” Lalu Yuna pergi meninggalkan pria itu.
--


[1] Salah satu band rock korea di bawa naungan FNC ent. Yang beranggotakan Jung Yonghwa, Lee Jonghyun, Kang Minhyuk dan Lee jungshin.
[2] sungguh?
[3] fangirling adalah suatu kegiatan dimana seorang fans wanita membicarakan idolanya
[4] maknae dalam bahasa korea adalah anggota suatu grup yang paling muda
[5] kakak burning aku mencintaimu (oppa dalam bahasa korea berati kakak laki-laki atau pacar biasanya sebutan ini diucapkan oleh seorang wanita kepada laki-laki yang lebih tua darinya)
[6] bias= idola. Para penikmat musik asia khusunya para k-poprs menyebutnya seperti ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar